Nasib blok Mahakam belum ada kepastian
A
A
A
Sindonews.com - Nasib blok Mahakam yang akan habis kontrak pada 2017 belum memiliki kepastian karena masih harus melalui proses evaluasi terlebih dahulu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik seusai acara buka puasa bersama di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Jero menuturkan, CEO Total telah menemuinya dalam rangka menanyakan kepastian kontrak Total atas blok Mahakam yang akan habis dalam jangka waktu empat tahun tersebut.
"CEO Total menghadap saya untuk menanyakan bagaimana nasib Mahakam. Ya saya menjelaskan bahwa kami sedang evaluasi," ujar Jero.
Menurut Jero, pemerintah Indonesia harus mengevaluasi keadaan dengan jernih karena kepentingan negara harus menjadi acuan utama.
"Karena sekarang bolanya sedang ada di kita, kita harus evaluasi dengan jernih. Kepentingan nasional harus menjadi acuan utama. Jangan sampai rugi sama-sama," jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya akan merundingkan secara matang nasib Mahakam dengan pihak Pertamina agar dapat memperoleh keputusan terbaik. Situasi tersebut ditambah munculnya kemungkinan penghentian injeksi investasi oleh pihak Total.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik seusai acara buka puasa bersama di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Jero menuturkan, CEO Total telah menemuinya dalam rangka menanyakan kepastian kontrak Total atas blok Mahakam yang akan habis dalam jangka waktu empat tahun tersebut.
"CEO Total menghadap saya untuk menanyakan bagaimana nasib Mahakam. Ya saya menjelaskan bahwa kami sedang evaluasi," ujar Jero.
Menurut Jero, pemerintah Indonesia harus mengevaluasi keadaan dengan jernih karena kepentingan negara harus menjadi acuan utama.
"Karena sekarang bolanya sedang ada di kita, kita harus evaluasi dengan jernih. Kepentingan nasional harus menjadi acuan utama. Jangan sampai rugi sama-sama," jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya akan merundingkan secara matang nasib Mahakam dengan pihak Pertamina agar dapat memperoleh keputusan terbaik. Situasi tersebut ditambah munculnya kemungkinan penghentian injeksi investasi oleh pihak Total.
(gpr)