INKA belum mampu produksi kereta secara massal
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan menegaskan bahwak PT Industri Kereta Api (INKA) belum berencana untuk memproduksi kereta api secara massal.
Meski demikian, dia meminta agar PT INKA lebih siap untuk memproduksi kereta apai secara massal. "INKA ini kan baru konsolidasi. Saya tidak mau INKA memproduksi produk yang kualitasnya jelek. Jadi, saya suruh untuk fokus," ujar dia saat mengunjungi kantor PT Nipress Tbk (NIPS) di Bogor, Sabtu (13/7/2013).
Sementara, terkait dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan mengimpor kereta bekas dari Jepang, menurut Dahlan tidak masalah. Karena PT INKA belum bisa memproduksi secara massal. Selain itu, harganya juga lebih murah.
"Penambahan kereta harus dilakukan secara cepat. Kalau menunggu INKA, akan menunggu 3-5 tahun. Apa kita sabar menunggu 3-5 tahun?" ujarnya.
Namun yang utama, kata mantan dirut PLN ini, keberadaan kerata api saat ini sudah harus ditambah, karena kebutuhan masyarakat terhadap moda transportasi yang satu ini semakin meningkat.
"Yang utama, kita ingin memperbarui semua armada dan menambah kapasitas dalam waktu yang sangat cepat," kata Dahlan.
Meski demikian, dia meminta agar PT INKA lebih siap untuk memproduksi kereta apai secara massal. "INKA ini kan baru konsolidasi. Saya tidak mau INKA memproduksi produk yang kualitasnya jelek. Jadi, saya suruh untuk fokus," ujar dia saat mengunjungi kantor PT Nipress Tbk (NIPS) di Bogor, Sabtu (13/7/2013).
Sementara, terkait dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan mengimpor kereta bekas dari Jepang, menurut Dahlan tidak masalah. Karena PT INKA belum bisa memproduksi secara massal. Selain itu, harganya juga lebih murah.
"Penambahan kereta harus dilakukan secara cepat. Kalau menunggu INKA, akan menunggu 3-5 tahun. Apa kita sabar menunggu 3-5 tahun?" ujarnya.
Namun yang utama, kata mantan dirut PLN ini, keberadaan kerata api saat ini sudah harus ditambah, karena kebutuhan masyarakat terhadap moda transportasi yang satu ini semakin meningkat.
"Yang utama, kita ingin memperbarui semua armada dan menambah kapasitas dalam waktu yang sangat cepat," kata Dahlan.
(izz)