Ini alasan CNKO terbitkan global bond

Minggu, 14 Juli 2013 - 17:26 WIB
Ini alasan CNKO terbitkan global bond
Ini alasan CNKO terbitkan global bond
A A A
Sindonews.com – Emiten produsen batu bara, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) pada semester II/2013 berencana menerbitkan surat utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) atau global bond.

Presiden Direktur CNKO, Henry H. Sitanggang mengatakan bahwa ada dua alasan perseroan menerbitkan obligasi global, pertama adalah daya serap investor asing yang masih positif terhadap surat utang korporasi dari Indonesia.

Pengurangan stimulus ekonomi (quantitative easing) Amerika Serikat di kuartal III/2013 dinilai Henry tidak mempengaruhi daya serap investor, khususnya terhadap obligasi yang akan diterbitkan perseroan.

“Pasalnya, obligasi yang kami terbitkan ini untuk pembangunan infrastruktur, yakni pembangkit listrik (power plant). Sedangkan penyerapan investor ke pasar surat utang yang digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur masih tinggi. Kami optimis daya serap investor pasti masih baik,” ujar Henry dalam rilisnya di Jakarta, Minggu (14/7/2013).

Alasan kedua terkait barang modal untuk pembangunan pembangkit listrik yang didapatkan dari impor dan menggunakan denominasi dolar AS (USD).

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD, kenaikan inflasi domestik serta naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dinilai Henry bukanlah alasan yang menyebabkan perseroan lebih memilih menerbitkan obligasi di pasar global ketimbang di pasar domestik.

“Saat ini kami bersama dengan pihak konsultan sedang mengkaji rencana ini. Kami belum bicara mengenai angka (nilai emisinya), jadi sebenarnya nilai emisinya belum pernah kami putuskan,” ungkap Henry.

Obligasi global itu rencananya akan diterbitkan di bursa efek salah satu negara di kawasan Asia Tenggara dan tidak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski demikian, dia masih enggan mengatakan secara lebih rinci terkait hal tersebut.

Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan perseroan untuk pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 2x300 megawatt (MW) senilai USD1,2 miliar, yang akan dilakukan secara konsorsium dengan mitra bisnis perseroan asal China, Quadiant. Untuk kapasitas dan estimasi proyeknya, menurut Henry belum dapat dikonfirmasi sekarang.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5307 seconds (0.1#10.140)