SDM sektor pariwisata jauh dari ideal
A
A
A
Sindonews.com - Berdasarkan rasio antara tenaga pariwisata dengan jumlah wisatawan di Indonesia saat ini, menurut Ketua Stipram Yogyakarta Suhendroyono, perbandingannya masih jauh dari ideal.
"Sekarang ini rasio kita, sepuluh orang tenaga pariwisata masih harus melayani tiga puluh orang wisatawan. Idealnya, sepuluh orang tenaga pariwisata hanya melayani dua belas orang wisatawan saja. Untuk mengejar rasio ideal masih sangat berat. Saat ini kita sedang berupaya untuk mencapai sepuluh orang tenaga pariwisata melayani dua puluh orang wisatawan," ujarnya dalam acara penerimaan mahasiswa baru Stipram (Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo) Yogyakarta Selasa (16/7/2013)
Suhendroyono menuturkan, peluang bagi tenaga pariwisata pun masih sangat terbuka luas. Mengestimasikan sama dengan Malaysia yang tahun 2012 kemarin mampu menjaring 27juta orang wisatawan, sementara Indonesia hanya 7juta orang wisatawan, maka sebenarnya masih banyak peluang Indonesia untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawannya.
"Jika kita menyamakan dengan Malaysia, maka masih ada dua puluh juta wisatawan yang harus kita datangkan. Jumlah itu otomatis membutuhkan pelayanan SDM yang tidak sedikit. Jangan sampai kita tidak siap dan justru pelayanan itu diambil SDM asing, seiring dengan terbukanya tenaga kerja asing masuk ke Indonesia pada 2015 nanti," tandas Suhendroyono.
Meski animo warga asli Yogyakarta sangat kecil, hanya delapan persen dari total jumlah mahasiswa yang menempuh studi di Stipram, tapi Suhendroyono masih mengaku puas karena minat lulusan SMA dari seluruh Indonesia untuk belajar pariwisata masih cukup besar.
Untuk tahun akademik ini, hingga sampai batas akhir pendaftaran, ia memperkirakan akan ada sekitar 750 orang yang memilih kuliah di Stipram. "Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai enam ratus mahasiswa," tutur Suhendroyono.
"Sekarang ini rasio kita, sepuluh orang tenaga pariwisata masih harus melayani tiga puluh orang wisatawan. Idealnya, sepuluh orang tenaga pariwisata hanya melayani dua belas orang wisatawan saja. Untuk mengejar rasio ideal masih sangat berat. Saat ini kita sedang berupaya untuk mencapai sepuluh orang tenaga pariwisata melayani dua puluh orang wisatawan," ujarnya dalam acara penerimaan mahasiswa baru Stipram (Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo) Yogyakarta Selasa (16/7/2013)
Suhendroyono menuturkan, peluang bagi tenaga pariwisata pun masih sangat terbuka luas. Mengestimasikan sama dengan Malaysia yang tahun 2012 kemarin mampu menjaring 27juta orang wisatawan, sementara Indonesia hanya 7juta orang wisatawan, maka sebenarnya masih banyak peluang Indonesia untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawannya.
"Jika kita menyamakan dengan Malaysia, maka masih ada dua puluh juta wisatawan yang harus kita datangkan. Jumlah itu otomatis membutuhkan pelayanan SDM yang tidak sedikit. Jangan sampai kita tidak siap dan justru pelayanan itu diambil SDM asing, seiring dengan terbukanya tenaga kerja asing masuk ke Indonesia pada 2015 nanti," tandas Suhendroyono.
Meski animo warga asli Yogyakarta sangat kecil, hanya delapan persen dari total jumlah mahasiswa yang menempuh studi di Stipram, tapi Suhendroyono masih mengaku puas karena minat lulusan SMA dari seluruh Indonesia untuk belajar pariwisata masih cukup besar.
Untuk tahun akademik ini, hingga sampai batas akhir pendaftaran, ia memperkirakan akan ada sekitar 750 orang yang memilih kuliah di Stipram. "Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai enam ratus mahasiswa," tutur Suhendroyono.
(gpr)