EADS berencana ganti nama
A
A
A
Sindonews.com - Raksasa kedirgantaraan Eropa, EADS (European Aeronautic Defence and Space) memutuskan untuk mengubah nama menjadi Airbus, seperti anak perusahaannya yang lebih terkenal pada akhir Juli nanti. Langkah ini untuk menyederhanakan dan memperkuat merek.
Tapi, eksekutif perusahaan terpecah atas perubahan nama untuk kelompok perusahaan pembuat helikopter, rudal, pesawat dan satelit tersebut.
Divisi pesawat komersial Airbus menghasilkan lebih dari setengah penjualan tahunan. Masalah ini menyoroti risiko besar dan peluang dalam memilih atau mengubah, nama perusahaan atau merek.
"Topik dalam diskusi lebih dari serius. Ini sangat mungkin perubahan nama akan terjadi," kata seorang sumber dekat dengan situasi, yang menolak disebutkan namanya.
"Dalam kasus apapun, itu harus menjadi agenda pada pertemuan dewan memvalidasi hasil setengah tahun," tambah sumber tersebut.
EADS akan mempublikasikan hasil ini setelah pertemuan dewan pada 31 Juli. Perubahan nama berarti, bahwa Airbus (pembuat pesawat superjumbo A380 double-decker dan rival Boeing) sekarang akan mengelompokkan kedua produk militer dan sipil.
EADS dibangun pada 2000 dari penggabungan perusahaan kedirgantaraan terkemuka Jerman, Perancis dan Spanyol.
Perubahan nama telah diwacanakan dalam waktu yang lama, karena EADS diyakini menderita pengenalan merek yang lemah. Tapi, kegagalan penggabungan EADS dan BAE Systems Inggris telah meningkatkan pengakuan nama EADS, yang menyebabkan beberapa eksekutif mempertanyakan potensi perubahan nama.
"Ketika EADS tidak diketahui, itu (perubahan nama) adalah usaha riil. Itu pasti akan menjadi nilai tambah untuk kelompok. Tapi hari ini, studi menunjukkan bahwa EADS dikenal. Orang tahu apa EADS terutama sejak merger dengan BAE Systems tahun lalu dibatalkan," ujar pejabat eksekutif EADS, yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Menurut harian ekonomi Perancis, La Tribune, kepala EADS Tom Enders telah membentuk sebuah kelompok kerja untuk mempelajari implikasi teknis dan peradilan atas perubahan nama.
Tapi, eksekutif perusahaan terpecah atas perubahan nama untuk kelompok perusahaan pembuat helikopter, rudal, pesawat dan satelit tersebut.
Divisi pesawat komersial Airbus menghasilkan lebih dari setengah penjualan tahunan. Masalah ini menyoroti risiko besar dan peluang dalam memilih atau mengubah, nama perusahaan atau merek.
"Topik dalam diskusi lebih dari serius. Ini sangat mungkin perubahan nama akan terjadi," kata seorang sumber dekat dengan situasi, yang menolak disebutkan namanya.
"Dalam kasus apapun, itu harus menjadi agenda pada pertemuan dewan memvalidasi hasil setengah tahun," tambah sumber tersebut.
EADS akan mempublikasikan hasil ini setelah pertemuan dewan pada 31 Juli. Perubahan nama berarti, bahwa Airbus (pembuat pesawat superjumbo A380 double-decker dan rival Boeing) sekarang akan mengelompokkan kedua produk militer dan sipil.
EADS dibangun pada 2000 dari penggabungan perusahaan kedirgantaraan terkemuka Jerman, Perancis dan Spanyol.
Perubahan nama telah diwacanakan dalam waktu yang lama, karena EADS diyakini menderita pengenalan merek yang lemah. Tapi, kegagalan penggabungan EADS dan BAE Systems Inggris telah meningkatkan pengakuan nama EADS, yang menyebabkan beberapa eksekutif mempertanyakan potensi perubahan nama.
"Ketika EADS tidak diketahui, itu (perubahan nama) adalah usaha riil. Itu pasti akan menjadi nilai tambah untuk kelompok. Tapi hari ini, studi menunjukkan bahwa EADS dikenal. Orang tahu apa EADS terutama sejak merger dengan BAE Systems tahun lalu dibatalkan," ujar pejabat eksekutif EADS, yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Menurut harian ekonomi Perancis, La Tribune, kepala EADS Tom Enders telah membentuk sebuah kelompok kerja untuk mempelajari implikasi teknis dan peradilan atas perubahan nama.
(dmd)