Semester I, pendapatan AALI dari CPO turun 1,77%
A
A
A
Sindonews.com - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sepanjang paruh pertama tahun ini berhasil membukukan pendapatan dari penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebesar Rp4,99 triliun.
Namun, pendapatan tersebut turun sekitar 1,77 persen jika dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,08 triliun.
Berdasarkan laporan perseroan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terungkap bahwa pendapatan perseroan berasal dari penjualan CPO sebanyak 752.202 ton dengan harga rata-rata Rp6.638 per kilogram (kg).
Dibanding periode yang sama tahun lalu, volume penjualan naik 16,7 persen dari periode yang sama tahun lalu 644.439 ton, namun harga rata-rata di bawah periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga menyebabkan pendapatan sedikit lebih rendah.
"Selama periode tersebut, harga jual rata-rata CPO turun 15,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7.886 per kg," kata Investor Relations AALI, Rudy Limardjo , Kamis (18/7/2013).
Volume penjualan CPO perseroan di dalam negeri tumbuh 16,6 persen menjadi 736.703 ton dibanding semester I tahun lalu sebanyak 631.939 ton. Penjualan ekspor juga melonjak 24 persen menjadi 15.499 ton dari sebelumnya 12.500 ton.
Sebaliknya, pendapatan dari penjualan kernel per akhir bulan keenam tahun ini tercatat naik 25,89 persen menjadi Rp470,77 miliar dibanding akhir Juni tahun sebelumnya sebesar Rp373,96 miliar.
Sama dengan harga CPO, harga rata-rata kernel juga menurun 27,7 persen dari Rp4.028 per kg menjadi Rp2.914 per kg. Kendati demikian, volume penjualan kernel meningkat sebesar 74 persen menjadi 161.555 ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 92.841 ton.
Adapun pendapatan dari penjualan minyak kernel (PKO) menurun signifikan mencapai 83,16 persen dari Rp156 miliar pada semester I/2012 menjadi Rp26,27 miliar pada semester I/2013.
Menurunnya pendapatan dari PKO akibat berkurangnya volume penjualan maupun turunnya harga. Pada periode tersebut, volume penjualan PKO turun 75 persen menjadi 4.251 ton dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 17.002 ton.
Sementara harga PKO anjlok 32,7 persen menjadi Rp6.180 per kg dibanding enam bulan pertama tahun lalu sebesar Rp9.176 per kg.
Berdasarkan data Oil World terjadi perubahan pola tingkat konsumsi minyak nabati utama dunia di sejumlah negara Uni Eropa selama kurun waktu 10 tahun terakhir.
Tingkat konsumsi minyak nabati utama dunia, seperti minyak kedelai, CPO, minyak bunga matahari dan minyak rapeseed cenderung meningkat. Sedangkan, konsumsi CPO berada diurutan kedua terbesar setelah minyak rapeseed.
Namun, pendapatan tersebut turun sekitar 1,77 persen jika dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,08 triliun.
Berdasarkan laporan perseroan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terungkap bahwa pendapatan perseroan berasal dari penjualan CPO sebanyak 752.202 ton dengan harga rata-rata Rp6.638 per kilogram (kg).
Dibanding periode yang sama tahun lalu, volume penjualan naik 16,7 persen dari periode yang sama tahun lalu 644.439 ton, namun harga rata-rata di bawah periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga menyebabkan pendapatan sedikit lebih rendah.
"Selama periode tersebut, harga jual rata-rata CPO turun 15,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7.886 per kg," kata Investor Relations AALI, Rudy Limardjo , Kamis (18/7/2013).
Volume penjualan CPO perseroan di dalam negeri tumbuh 16,6 persen menjadi 736.703 ton dibanding semester I tahun lalu sebanyak 631.939 ton. Penjualan ekspor juga melonjak 24 persen menjadi 15.499 ton dari sebelumnya 12.500 ton.
Sebaliknya, pendapatan dari penjualan kernel per akhir bulan keenam tahun ini tercatat naik 25,89 persen menjadi Rp470,77 miliar dibanding akhir Juni tahun sebelumnya sebesar Rp373,96 miliar.
Sama dengan harga CPO, harga rata-rata kernel juga menurun 27,7 persen dari Rp4.028 per kg menjadi Rp2.914 per kg. Kendati demikian, volume penjualan kernel meningkat sebesar 74 persen menjadi 161.555 ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 92.841 ton.
Adapun pendapatan dari penjualan minyak kernel (PKO) menurun signifikan mencapai 83,16 persen dari Rp156 miliar pada semester I/2012 menjadi Rp26,27 miliar pada semester I/2013.
Menurunnya pendapatan dari PKO akibat berkurangnya volume penjualan maupun turunnya harga. Pada periode tersebut, volume penjualan PKO turun 75 persen menjadi 4.251 ton dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 17.002 ton.
Sementara harga PKO anjlok 32,7 persen menjadi Rp6.180 per kg dibanding enam bulan pertama tahun lalu sebesar Rp9.176 per kg.
Berdasarkan data Oil World terjadi perubahan pola tingkat konsumsi minyak nabati utama dunia di sejumlah negara Uni Eropa selama kurun waktu 10 tahun terakhir.
Tingkat konsumsi minyak nabati utama dunia, seperti minyak kedelai, CPO, minyak bunga matahari dan minyak rapeseed cenderung meningkat. Sedangkan, konsumsi CPO berada diurutan kedua terbesar setelah minyak rapeseed.
(rna)