ISAT khawatir kasus IM2 pengaruhi kinerja

Jum'at, 19 Juli 2013 - 09:24 WIB
ISAT khawatir kasus...
ISAT khawatir kasus IM2 pengaruhi kinerja
A A A
Sindonews.com - Kasus dugaan korupsi kerja sama Indosat-IM2 dalam penggunaan frekuensi 2,1 Gz atau 3G yang telah memutuskan mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto sebagai tersangka beberapa waktu lalu menuai berbagai tanggapan tak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari dunia internasional.

Direktur Utama PT Indosat Tbk (ISAT), Alexander Rusli mengatakan, respon dunia internasional tersebut ditunjukkan dengan pernyataan agensi khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang telekomunikasi, Internasional Telecommunication Union (ITU) yang mempertanyakan kepastian hukum untuk berinvestasi pada sektor telekomunikasi Indonesia.

"Pertanyaan ITU menyangkut regulasi-regulasi di sektor telekomunikasi dan penyelenggaraan jasa internet di Indonesia yang diajukan kepada kami," terang Alex dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (19/7/2013).

Menurut ITU, Alex menjelaskan, vonis kasus Indosat dan IM2 tersebut dinilai bakal berpengaruh buruk terhadap bisnis lokal di Indonesia.

"Apalagi, jika pelaku usaha asing ingin melakukan koneksi telekomunikasi dan jaringan internet di Indonesia," imbuhnya.

Ditambahkan Alex, saat ini Indosat selaku induk usaha Indosat Mega Media (IM2) lebih banyak menjalin kerja sama dengan pelaku usaha asing untuk pengembangan jaringan seperti jaringan kabel di bawah laut dan pengorbitan satelit, sehingga tanggapan tersebut dikhawatirkan dapat berdampak pada kinerja perseroan.

"Misalnya, tahun 2012 pendapatan kami sebesar Rp23 triliun, seperlima dari nilai tersebut adalah nilai kerja sama kami dengan internasional bisnis," tegas dia.

Alex mengaku, pengembangan bisnis Indosat saat ini menjadi terhambat karena mitra bisnisnya enggan menjalin kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia tersebut.

"Ada juga yang mempertanyakan kontrak, ada yang transaksi jual beli juga hold. Ada satu grup besar untuk investasi saat ini juga masih menahan diri," kata dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0707 seconds (0.1#10.140)