Akhir pekan, rupiah keok
A
A
A
Sindonews.com - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari terakhir pekan ini keok. Sejak awal pekan ini, rupiah terus terdepresiasi.
Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Jumat (19/7/2013) melemah 11 poin dari Rp10.059 per USD pada Kamis (18/7/2013) menjadi Rp10.070 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini terdepresiasi dalam sebanyak 69 poin dari hari sebelumnya di level Rp10.060 per USD menjadi Rp10.129 per USD sore ini.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup melemah 15 poin dari sebelumnya di level Rp10.045 per USD menjadi Rp10.060 per USD, dengan kisaran harian Rp10.078-10.098 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti sebelumnya menuturkan bahwa tekanan rupiah masih berlanjut hingga akhir pekan ini di tengah pengawalan Bank Indonesia (BI).
Positifnya Indeks Harga Sahama Gabungan (IHSG) dan membaiknya harga obligasi di pasar sekunder belum terlalu berdampak pada nilai tukar rupiah. Bahkan, langkah BI melakukan lelang swap valuta asing juga belum mampu mengangkat rupiah.
Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menuturkan, langkah Bank Sentral tersebut tidak efektif menguatkan rupiah, jika tidak diikuti upaya serius dari pemerintah.
"Selama pasar tidak melihat keseriusan pemerintah, upaya BI hanya bisa mengeliminir saja. Tapi tidak secara fundamental tidak akan mampu menguatkan rupiah," ujarnya.
Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Jumat (19/7/2013) melemah 11 poin dari Rp10.059 per USD pada Kamis (18/7/2013) menjadi Rp10.070 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini terdepresiasi dalam sebanyak 69 poin dari hari sebelumnya di level Rp10.060 per USD menjadi Rp10.129 per USD sore ini.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup melemah 15 poin dari sebelumnya di level Rp10.045 per USD menjadi Rp10.060 per USD, dengan kisaran harian Rp10.078-10.098 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti sebelumnya menuturkan bahwa tekanan rupiah masih berlanjut hingga akhir pekan ini di tengah pengawalan Bank Indonesia (BI).
Positifnya Indeks Harga Sahama Gabungan (IHSG) dan membaiknya harga obligasi di pasar sekunder belum terlalu berdampak pada nilai tukar rupiah. Bahkan, langkah BI melakukan lelang swap valuta asing juga belum mampu mengangkat rupiah.
Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menuturkan, langkah Bank Sentral tersebut tidak efektif menguatkan rupiah, jika tidak diikuti upaya serius dari pemerintah.
"Selama pasar tidak melihat keseriusan pemerintah, upaya BI hanya bisa mengeliminir saja. Tapi tidak secara fundamental tidak akan mampu menguatkan rupiah," ujarnya.
(rna)