IHSG dibayangi tekanan jual
A
A
A
Sindonews.com - Dampak dinaikkannya BI rate sebesar 75 basis poin dalam waktu dua bulan, tampaknya sudah mulai menunjukkan dampak bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ditambah perlambatan pada Dow Jones menjadi kombinasi sempurna yang menyebabkan IHSG akan melanjutkan pelemahannya hari ini.
"IHSG akan bergerak di kisaran 4.635-4.720. Pola bearish engulfing terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal di hari Selasa," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Selasa (23/7/2013).
Kejatuhan harga saham McDonald, Hasbro dan Netflix akibat mengecewakannya pendapatan dan laba bersih serta turunnya data existing home sales bulan Juni sebesar 1,2 persen menjadi berjumlah total 5.08 juta unit (jauh di bawah ekspektasi awal ekonom sebesar 5,25 juta unit) menjadi faktor terbatasnya pergerakan Dow Jones.
Dow Jones ditutup mendatar sebesar 1,81 poin (0,01 persen) pada level 15.545,55 diikuti kejatuhan The Vix sebesar 1,99 persen ditutup pada level 12,29 dalam perdagangan Senin.
"Bursa Indonesia, saya perkirakan akan melanjutkan kejatuhannya dalam perdagangan Selasa diiringi kembali membesarnya net sell asing yang secara YTD net sell asing berjumlah Rp5,22 triliun," ujarnya.
Kejatuhan bursa ini seiring semakin sulitnya USD/IDR untuk menguat dan mulai nyaman di kisaran Rp10 ribuan yang pastinya akan berdampak negatif atas pendapatan dan laba ersih emiten yang sensitif atas pelemahan rupiah seperti Indofood yang mulai menaikan harga jual produknya.
"Di tengah mulai dinaikkannya suku bunga deposito dan pinjaman perbankan, sebagai contoh BCA akan menaikan suku bunga kredit sebesar 1 persen. Serta leasing company juga akan menaikkan bunga pinjaman sebesar 0,5-1 persen sebagai dampak dinaikkannya BI rate sebesar 75 basis poin selama dua bulan, sehingga bukan mustahil akan mulai terlihat dampak negatif di kuartal III ke atas," tutur Edwin.
"IHSG akan bergerak di kisaran 4.635-4.720. Pola bearish engulfing terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal di hari Selasa," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Selasa (23/7/2013).
Kejatuhan harga saham McDonald, Hasbro dan Netflix akibat mengecewakannya pendapatan dan laba bersih serta turunnya data existing home sales bulan Juni sebesar 1,2 persen menjadi berjumlah total 5.08 juta unit (jauh di bawah ekspektasi awal ekonom sebesar 5,25 juta unit) menjadi faktor terbatasnya pergerakan Dow Jones.
Dow Jones ditutup mendatar sebesar 1,81 poin (0,01 persen) pada level 15.545,55 diikuti kejatuhan The Vix sebesar 1,99 persen ditutup pada level 12,29 dalam perdagangan Senin.
"Bursa Indonesia, saya perkirakan akan melanjutkan kejatuhannya dalam perdagangan Selasa diiringi kembali membesarnya net sell asing yang secara YTD net sell asing berjumlah Rp5,22 triliun," ujarnya.
Kejatuhan bursa ini seiring semakin sulitnya USD/IDR untuk menguat dan mulai nyaman di kisaran Rp10 ribuan yang pastinya akan berdampak negatif atas pendapatan dan laba ersih emiten yang sensitif atas pelemahan rupiah seperti Indofood yang mulai menaikan harga jual produknya.
"Di tengah mulai dinaikkannya suku bunga deposito dan pinjaman perbankan, sebagai contoh BCA akan menaikan suku bunga kredit sebesar 1 persen. Serta leasing company juga akan menaikkan bunga pinjaman sebesar 0,5-1 persen sebagai dampak dinaikkannya BI rate sebesar 75 basis poin selama dua bulan, sehingga bukan mustahil akan mulai terlihat dampak negatif di kuartal III ke atas," tutur Edwin.
(rna)