Dolar di perdagangan Asia melemah
A
A
A
Sindonews.com - Harga dolar di perdagangan Asia hari ini tergelincir, setelah data buruk perumahan AS meningkatkan kemungkinan program stimulus Federal Reserve AS (Fed) tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Dilansir dari AFP, Selasa (23/7/2013), greenback diambil 99,49 yen pada akhir perdagangan pagi di Tokyo, turun dari 99,59 yen di New York, Senin sore waktu setempat, dan lebih baik dari tingkat 100 yen pada akhir pekan lalu. Sementara euro dibeli 131,37 yen dan USD1,3205, dari 131,33 yen dan USD1,3186.
Diketahui, National Association of Realtors melaporkan, penjualan rumah AS turun 1,2 persen di tingkat tahunan menjadi sebesar 5.080.000 pada Juni, dari revisi 5,15 juta pada Mei. Sementara rata-rata estimasi analis pada kecepatan 5.280.000.
Berita itu menunjukkan ekonomi AS masih belum mampu mendukung dirinya sendiri tanpa suntikan dana besar dari pembelian obligas Fed, yang dapat mendorong kembali skema bank.
Di sisi lain, kemenangan partai Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pemilihan majelis tinggi memberinya kontrol penuh dalam negeri dan otot legislatif dalam upaya meningkatkan perekonomian.
Namun, Credit Agricole mengatakan, "Kemenangan pemilu ... tidak memberikan langkah tajam lebih tinggi (dolar terhadap yen) yang banyak dicari." Sementara penurunan yield obligasi AS dalam beberapa hari terakhir juga dapat menyeret dolar turun.
"Pasar sekarang akan mencari reformasi yang lama ditunggu Abe, tetapi kemenangan pemilu ini akan dibutuhkan untuk memenangkan kepentingan partainya, sehingga tugasnya lebih mudah," ujar Credit Agricole.
Dilansir dari AFP, Selasa (23/7/2013), greenback diambil 99,49 yen pada akhir perdagangan pagi di Tokyo, turun dari 99,59 yen di New York, Senin sore waktu setempat, dan lebih baik dari tingkat 100 yen pada akhir pekan lalu. Sementara euro dibeli 131,37 yen dan USD1,3205, dari 131,33 yen dan USD1,3186.
Diketahui, National Association of Realtors melaporkan, penjualan rumah AS turun 1,2 persen di tingkat tahunan menjadi sebesar 5.080.000 pada Juni, dari revisi 5,15 juta pada Mei. Sementara rata-rata estimasi analis pada kecepatan 5.280.000.
Berita itu menunjukkan ekonomi AS masih belum mampu mendukung dirinya sendiri tanpa suntikan dana besar dari pembelian obligas Fed, yang dapat mendorong kembali skema bank.
Di sisi lain, kemenangan partai Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pemilihan majelis tinggi memberinya kontrol penuh dalam negeri dan otot legislatif dalam upaya meningkatkan perekonomian.
Namun, Credit Agricole mengatakan, "Kemenangan pemilu ... tidak memberikan langkah tajam lebih tinggi (dolar terhadap yen) yang banyak dicari." Sementara penurunan yield obligasi AS dalam beberapa hari terakhir juga dapat menyeret dolar turun.
"Pasar sekarang akan mencari reformasi yang lama ditunggu Abe, tetapi kemenangan pemilu ini akan dibutuhkan untuk memenangkan kepentingan partainya, sehingga tugasnya lebih mudah," ujar Credit Agricole.
(dmd)