RI ikuti pameran industri kabel dan kawat se-Asia Tenggara
A
A
A
Sindonews.com - Sebagai pelaku industri kawat dan kabel, Indonesia ikut mengambil bagian dalam seminar teknis yang digelar Messe Düsseldorf Asia di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
Seminar diselenggarakan sebagai bagian dari roadshow kampanye pameran Wire and Tube Southeast ASIA 2013 yang akan diselenggarakan di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC) in Bangkok, Thailand pada 17-19 September 2013.
Roadshow seminar diselenggarakan di Seoul, Jakarta, dan Bangkok. Pada seminar tersebut juga diperlihatkan beberapa contoh inovasi mesin pemrosesan kawat dan kabel yang akan dipamerkan nanti di pameran Wire & Tube Southeast Asia 2013.
Strategi bisnis yang fokus pada inovasi, efisiensi produksi dan produktifitas akan dibahas selama seminar berlangsung. Selain digelar sebagai acara menjelang pameran, seminar teknis ini juga merupakan inisiatif untuk memberikan wawasan kepada organisasi agar dapat mempersiapkan diri untuk persaingan yang ketat dengan akan diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015.
"Industri kabel dan kawat Indonesia berpotensi baik. Kami menggelar seminar ini untuk mengajak pelaku industri kawat dan kabel di Indonesia untuk hadir dan memanfaatkan pameran Wire & Tube Southeast Asia. Hal ini untuk menambah wawasan dan menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan-perusahaan seluruh dunia," ujar Managing Director Messe Düsseldorf Asia, Gernot Ringling, Rabu (24/7/2013).
Pameran tiga hari yang digelar Messe Düsseldorf Asia ini akan diikuti lebih dari 300 perusahaan. "Kedua pameran tersebut akan menampilkan inovasi dan tren mesin-mesin processing dan automasi berkinerja tinggi untuk industri kawat, kabel, tabung dan pipa di Asia Tenggara," ungkapnya.
Menurutnya, 15 persen peserta baru mengkuti pameran ini dan lebih dari 40 persen merupakan perusahaan-perusahaan dari negara Eropa. Tujuh paviliun dari negara Austria, Cina, Jerman, Italia, Singapura, Taiwan dan Amerika Serikat telah memastikan berpartisipasi di pameran ini.
Dia menilai, Asia Tenggara sebagai gerbang menuju basis produksi dan pasar terpadu 2015. "Asia Tenggara tidak terpengaruh di tengah ketidakpastian ekonomi global dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 5,5 persen selama lima tahun ke depan hingga 2017," jelasnya.
Hal tersebut, kata dia, mengindikasikan bahwa pameran dagang terus dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan industri sebagai jalur bisnis perusahaan internasional ke wilayah Asia Tenggara.
Asia Tenggara kini menjadi jembatan penghubung manufaktur dan industri bagi banyak perusahaan global yang ingin mencari dan menangkap peluang bisnis yang ada," jelasnya.
Ringling menuturkan, pasar global untuk pipa dan tabung diproyeksikan mencapai 113,8 juta ton pada 2018. Selain itu, pasar global untuk pipa las spiral dan tabung diproyeksikan mencapai 24,6 juta ton pada 2018. Hal ini didorong pemulihan ekonomi, peningkatan aktifitas di sektor energi dan meningkatnya proyek konstruksi pipa.
Seminar diselenggarakan sebagai bagian dari roadshow kampanye pameran Wire and Tube Southeast ASIA 2013 yang akan diselenggarakan di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC) in Bangkok, Thailand pada 17-19 September 2013.
Roadshow seminar diselenggarakan di Seoul, Jakarta, dan Bangkok. Pada seminar tersebut juga diperlihatkan beberapa contoh inovasi mesin pemrosesan kawat dan kabel yang akan dipamerkan nanti di pameran Wire & Tube Southeast Asia 2013.
Strategi bisnis yang fokus pada inovasi, efisiensi produksi dan produktifitas akan dibahas selama seminar berlangsung. Selain digelar sebagai acara menjelang pameran, seminar teknis ini juga merupakan inisiatif untuk memberikan wawasan kepada organisasi agar dapat mempersiapkan diri untuk persaingan yang ketat dengan akan diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015.
"Industri kabel dan kawat Indonesia berpotensi baik. Kami menggelar seminar ini untuk mengajak pelaku industri kawat dan kabel di Indonesia untuk hadir dan memanfaatkan pameran Wire & Tube Southeast Asia. Hal ini untuk menambah wawasan dan menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan-perusahaan seluruh dunia," ujar Managing Director Messe Düsseldorf Asia, Gernot Ringling, Rabu (24/7/2013).
Pameran tiga hari yang digelar Messe Düsseldorf Asia ini akan diikuti lebih dari 300 perusahaan. "Kedua pameran tersebut akan menampilkan inovasi dan tren mesin-mesin processing dan automasi berkinerja tinggi untuk industri kawat, kabel, tabung dan pipa di Asia Tenggara," ungkapnya.
Menurutnya, 15 persen peserta baru mengkuti pameran ini dan lebih dari 40 persen merupakan perusahaan-perusahaan dari negara Eropa. Tujuh paviliun dari negara Austria, Cina, Jerman, Italia, Singapura, Taiwan dan Amerika Serikat telah memastikan berpartisipasi di pameran ini.
Dia menilai, Asia Tenggara sebagai gerbang menuju basis produksi dan pasar terpadu 2015. "Asia Tenggara tidak terpengaruh di tengah ketidakpastian ekonomi global dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 5,5 persen selama lima tahun ke depan hingga 2017," jelasnya.
Hal tersebut, kata dia, mengindikasikan bahwa pameran dagang terus dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan industri sebagai jalur bisnis perusahaan internasional ke wilayah Asia Tenggara.
Asia Tenggara kini menjadi jembatan penghubung manufaktur dan industri bagi banyak perusahaan global yang ingin mencari dan menangkap peluang bisnis yang ada," jelasnya.
Ringling menuturkan, pasar global untuk pipa dan tabung diproyeksikan mencapai 113,8 juta ton pada 2018. Selain itu, pasar global untuk pipa las spiral dan tabung diproyeksikan mencapai 24,6 juta ton pada 2018. Hal ini didorong pemulihan ekonomi, peningkatan aktifitas di sektor energi dan meningkatnya proyek konstruksi pipa.
(izz)