26 persen Desa Wisata Sleman vakum
A
A
A
Sindonews.com - Potensi desa wisata di Kabupaten Sleman, DI Yogyarta belum tergarap secara optimal. Banyak desa wisata yang mulai tidak ada kegiatan, bahkan vakum dari kegiatan wisata.
Desa wisata yang vakum tersebut kebanyakan dari kategori desa wisata tumbuh. Data dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Sleman, dari 38 desa wisata, 10 atau 26 persen di antaranya masuk kategori tumbuh, 16 kategori kembang dan 12 kategori Mandiri.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pariwisata Disbudpar Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengakui desa wisata di Sleman banyak yang perlu mendapatkan perhatian, terutama yang masuk dalam kategori tumbuh. Baik dari sisi manajeman maupaun sumber daya manusia (SDM) yang mengelola tempat tersebut.
"Desa wisata yang vakum kebanyakan dari kategori tumbuh tersebut," kata Shavitri usai memaparkan kesiapan Disbudpar Sleman menghadapi libur Lebaran 2013 di Sleman, Kamis (25/7/2013).
Dia menuturkan, desa wisata tersebut rata-rata salah dalam pengelolaannya. Sebab selama ini, para pengelola berpikir asal ada potensi dan produk yang dijual dapat dikembangkan desa wisata.
Padahal, kata Shavitri, untuk menjadikan desa wisata tidak semudah itu, tetapi manajemen dan SDM juga perlu dipersiapkan. "Manajeman dan SDM inilah yang menjadi kendala," ujarnya.
Menyikapi masalah tersebut, saat ini Disbudpar sedang melakukan inventarisasi dan pendataan desa-desa wisata mana yang perlu mendapatkan bimbingan dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata itu. Khususnya bagaimana mereka memenagernya.
Sehingga akan meningkatkan kategori desa wisata itu. Dari yang tumbuh menjadi kembang dan kembang menjadi mandiri. "Untuk managemen dan SDM memang untuk pendampingan masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan," katanya.
Desa wisata yang vakum tersebut kebanyakan dari kategori desa wisata tumbuh. Data dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Sleman, dari 38 desa wisata, 10 atau 26 persen di antaranya masuk kategori tumbuh, 16 kategori kembang dan 12 kategori Mandiri.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pariwisata Disbudpar Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengakui desa wisata di Sleman banyak yang perlu mendapatkan perhatian, terutama yang masuk dalam kategori tumbuh. Baik dari sisi manajeman maupaun sumber daya manusia (SDM) yang mengelola tempat tersebut.
"Desa wisata yang vakum kebanyakan dari kategori tumbuh tersebut," kata Shavitri usai memaparkan kesiapan Disbudpar Sleman menghadapi libur Lebaran 2013 di Sleman, Kamis (25/7/2013).
Dia menuturkan, desa wisata tersebut rata-rata salah dalam pengelolaannya. Sebab selama ini, para pengelola berpikir asal ada potensi dan produk yang dijual dapat dikembangkan desa wisata.
Padahal, kata Shavitri, untuk menjadikan desa wisata tidak semudah itu, tetapi manajemen dan SDM juga perlu dipersiapkan. "Manajeman dan SDM inilah yang menjadi kendala," ujarnya.
Menyikapi masalah tersebut, saat ini Disbudpar sedang melakukan inventarisasi dan pendataan desa-desa wisata mana yang perlu mendapatkan bimbingan dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata itu. Khususnya bagaimana mereka memenagernya.
Sehingga akan meningkatkan kategori desa wisata itu. Dari yang tumbuh menjadi kembang dan kembang menjadi mandiri. "Untuk managemen dan SDM memang untuk pendampingan masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan," katanya.
(izz)