Kalbe sasar pasar Myanmar
A
A
A
Sindonews.com - Guna menggenjot kinerjanya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) serius menjajaki rencana melebarkan lini bisnis farmasinya ke luar negeri, yakni ke Myanmar setelah sebelumnya sukses menjaring pasar Vietnam.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, Vidjongtius menerangkan, adapun alasan perseroan menyasar dua negara tersebut adalah karena perseroan melihat pasar Vietnam dan Myanmar yang masih sangat potensial seiring meningkatnya konsumsi produk farmasi.
Dirinya menambahkan, langkah ini juga sejalan dengan upaya perseroan untuk mempercepat ekspansi bisnisnya di kawasan Asia Tenggara.
"Myanmar memang kecil, namun saat ini kami masih menjajaki kerja sama strategis tersebut. Saat ini, juga tengah mencari perusahaan di negara setempat untuk dijadikan partner strategis," kata dia dalam acara buka bersama di Jakarta, Kamis (25/7/2013) malam.
Pasar Myanmar, lanjut dia, masih dipandang perseroan sebagai wilayah potensial, khususnya untuk pasar produk sachet.
"Saya sempat melihat ke sana, di sana agak sedikit tradisional. Kita akan jadi pionir di daerah tersebut," sambungnya.
Disingung soal calon rekannya di negara tetangga tersebut, Vidjongtius memilih tak banyak berkomentar. Namun demikian, dirinya memberi sedikit bocoran bagaimana kerja sama ini akan berjalan nantinya.
Menurut dia, dari kerja sama kedua negara itu, perseroan akan mendistribusikan dan mengembangkan produk unggulan masing-masing.
"Ini butuh waktu untuk finalisasinya, sehingga kami mulai dahulu dengan strategi marketing untuk produk obat resep dan obat bebas, sedangkan untuk distribusinya kami tunjuk perusahaan lokal di sana," jelas dia.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, Vidjongtius menerangkan, adapun alasan perseroan menyasar dua negara tersebut adalah karena perseroan melihat pasar Vietnam dan Myanmar yang masih sangat potensial seiring meningkatnya konsumsi produk farmasi.
Dirinya menambahkan, langkah ini juga sejalan dengan upaya perseroan untuk mempercepat ekspansi bisnisnya di kawasan Asia Tenggara.
"Myanmar memang kecil, namun saat ini kami masih menjajaki kerja sama strategis tersebut. Saat ini, juga tengah mencari perusahaan di negara setempat untuk dijadikan partner strategis," kata dia dalam acara buka bersama di Jakarta, Kamis (25/7/2013) malam.
Pasar Myanmar, lanjut dia, masih dipandang perseroan sebagai wilayah potensial, khususnya untuk pasar produk sachet.
"Saya sempat melihat ke sana, di sana agak sedikit tradisional. Kita akan jadi pionir di daerah tersebut," sambungnya.
Disingung soal calon rekannya di negara tetangga tersebut, Vidjongtius memilih tak banyak berkomentar. Namun demikian, dirinya memberi sedikit bocoran bagaimana kerja sama ini akan berjalan nantinya.
Menurut dia, dari kerja sama kedua negara itu, perseroan akan mendistribusikan dan mengembangkan produk unggulan masing-masing.
"Ini butuh waktu untuk finalisasinya, sehingga kami mulai dahulu dengan strategi marketing untuk produk obat resep dan obat bebas, sedangkan untuk distribusinya kami tunjuk perusahaan lokal di sana," jelas dia.
(rna)