Dinpar-Accor-UGM kerja sama kembangkan desa wisata
A
A
A
Sindonews.com - Keberadaan desa wisata belum efektif untuk mendongkrak kunjungan wisatawan di kota Yogyakarta. Wisatawan masih tertarik datang ke Malioboro, keraton dan sejumlah obyek wisata lain.
Untuk mendukung pengelolaan desa wisata, hari ini ditandatangani kerja sama antara Accor grup, Dinas Pariwisata dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Tazbir mengatakan, pertama kali desa wisata lahir di Bantul tepatnya Desa Tembi. Dalam perkembangannya, saat ini sudah lebih dari 100 desa wisata. Hanya saja pertumbuhan dan perkembangannya tidak sama.
“Cepat dan lambatnya desa wisata tergantung SDM pengelola,” jelas Tazbir pada penandatangan nota kesepahaman (moU) antara Dinas Pariwisata DIY, UGM Program Master dan Doktor Kajian Pariwisata dan Accor untuk di Ibis Style Hotel, Yogyakarta, Senin (29/7/2013).
Menurutnya, desa wisata sangat cocok untuk dikembangkan dalam menarik wisatawan. Selama ini wisatawan lebih banyak tertarik untuk mengunjungi obyek wisata seperti Malioboro, Keraton dan beberapa wisata lainnya. Sedangkan desa wisata belum banyak dilirik, karena masih mengalami keterbatasan. “Kerja sama ini cukup bagus, dan kita siap mensuport,” jelasnya.
Direktur OPerasional, Ekonomi Hotel Accor Indonesia dan Malaysia, Xavier Capelut mengaku sangat gembira bisa ikut terlibat dalam pengembangan pariwisata di DIY, khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup msyarakat desa wisata.
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah pelatihan sektor pariwisata bagi desa wisata. Accors akan memberikan pelatihan mengenai pelaksanakaan house keeping, kuliner dan menyikapi tamu. “Kita pilih Desa Wisata Candran Kebonagung Bantul sebagai pilot project percontohan,” jelasnya.
Di sini juga akan dilakukan pelatihan, program pendampingan, hingga peningkatan daya saing. Sehingga nantinya para pelaku bisa membuat desain program, kuliner yang bersih hingga atraksi budaya yang bisa untuk menarik wisatawan. “Kita akan sediakan praktisi pariwisata hingga menawarkan paket tur,” jelasnya.
Untuk mendukung pengelolaan desa wisata, hari ini ditandatangani kerja sama antara Accor grup, Dinas Pariwisata dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Tazbir mengatakan, pertama kali desa wisata lahir di Bantul tepatnya Desa Tembi. Dalam perkembangannya, saat ini sudah lebih dari 100 desa wisata. Hanya saja pertumbuhan dan perkembangannya tidak sama.
“Cepat dan lambatnya desa wisata tergantung SDM pengelola,” jelas Tazbir pada penandatangan nota kesepahaman (moU) antara Dinas Pariwisata DIY, UGM Program Master dan Doktor Kajian Pariwisata dan Accor untuk di Ibis Style Hotel, Yogyakarta, Senin (29/7/2013).
Menurutnya, desa wisata sangat cocok untuk dikembangkan dalam menarik wisatawan. Selama ini wisatawan lebih banyak tertarik untuk mengunjungi obyek wisata seperti Malioboro, Keraton dan beberapa wisata lainnya. Sedangkan desa wisata belum banyak dilirik, karena masih mengalami keterbatasan. “Kerja sama ini cukup bagus, dan kita siap mensuport,” jelasnya.
Direktur OPerasional, Ekonomi Hotel Accor Indonesia dan Malaysia, Xavier Capelut mengaku sangat gembira bisa ikut terlibat dalam pengembangan pariwisata di DIY, khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup msyarakat desa wisata.
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah pelatihan sektor pariwisata bagi desa wisata. Accors akan memberikan pelatihan mengenai pelaksanakaan house keeping, kuliner dan menyikapi tamu. “Kita pilih Desa Wisata Candran Kebonagung Bantul sebagai pilot project percontohan,” jelasnya.
Di sini juga akan dilakukan pelatihan, program pendampingan, hingga peningkatan daya saing. Sehingga nantinya para pelaku bisa membuat desain program, kuliner yang bersih hingga atraksi budaya yang bisa untuk menarik wisatawan. “Kita akan sediakan praktisi pariwisata hingga menawarkan paket tur,” jelasnya.
(gpr)