Pernyataan The Fed buat Wall Street variatif
A
A
A
Sindonews.com - Indeks di Bursa Wall Street ditutup variatif setelah pernyataan The Fed terkait kebijakan stimulus moneternya.
Indeks S&P 500 berakhir melemah pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat setelah The Fed tidak memberikan petunjuk mengenai program paket stimulus moneter.
Setelah pertemuan FOMC, The Fed menyatakan bahwa ekonomi Amerika Seerikat harus pulih, namun masih membutuhkan dukungan, sehingga Bank Sentral masih akan mempertahankan pembelian obligasi sebesar USD85 miliar per bulan guna memperkuat ekonomi negara Paman Sam tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/8/2013), mayoritas indeks sektor yang berorientasi pada pertumbuhan berakhir menguat, dengan indeks konsumer naik 0,5 persen. Sebaliknya, sektor utilitas tergelincir 0,7 persen.
Gubernur The Fed, Ben Bernanke sebelumnya sempat membuat kaget pasar pada akhir Mei lalu dengan mengatakan bahwa Bank Sentral berencana menghentikan stimulus setelah ekonomi membaik. Sementara banyak ekonom memperkirakan bahwa The Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasi pada bulan September 2013.
Indeks sempat dibuka menguat karena didukung ekonomi AS pada kuartal II lebih baik, dimana terjadi penambahan tenaga kerja sektor swasta pada Juli sebesar 200 ribu pekerjaan, yang di atas ekspektasi. Selain itu, produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II tahun ini tercatat 1,7 persen, di atas konsensus ekonom sebesar 1 persen.
Adapun, saham JC Penney (JCP.N) pada akhir sesi ditutup merosot 10,2 persen menjadi USD14,60 setelah CIT Group (CIT.N) menghentikan pengiriman pasokan ke department store. Saham ini memberikan tekanan terbesar bagi indeks S&P 500.
Pada perdagangan dini hari tadi, indeks Dow Jones tergelincir 21,05 poin atau 0,14 persen menjadi 15.499,54; indeks S&P 500 turun 0,23 poin atau 0,01 persen menjadi 1.685,73, sedangkan indeks Nasdaq naik 9,90 poin atau 0,27 persen menjadi 3.626,37.
Indeks S&P 500 berakhir melemah pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat setelah The Fed tidak memberikan petunjuk mengenai program paket stimulus moneter.
Setelah pertemuan FOMC, The Fed menyatakan bahwa ekonomi Amerika Seerikat harus pulih, namun masih membutuhkan dukungan, sehingga Bank Sentral masih akan mempertahankan pembelian obligasi sebesar USD85 miliar per bulan guna memperkuat ekonomi negara Paman Sam tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/8/2013), mayoritas indeks sektor yang berorientasi pada pertumbuhan berakhir menguat, dengan indeks konsumer naik 0,5 persen. Sebaliknya, sektor utilitas tergelincir 0,7 persen.
Gubernur The Fed, Ben Bernanke sebelumnya sempat membuat kaget pasar pada akhir Mei lalu dengan mengatakan bahwa Bank Sentral berencana menghentikan stimulus setelah ekonomi membaik. Sementara banyak ekonom memperkirakan bahwa The Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasi pada bulan September 2013.
Indeks sempat dibuka menguat karena didukung ekonomi AS pada kuartal II lebih baik, dimana terjadi penambahan tenaga kerja sektor swasta pada Juli sebesar 200 ribu pekerjaan, yang di atas ekspektasi. Selain itu, produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II tahun ini tercatat 1,7 persen, di atas konsensus ekonom sebesar 1 persen.
Adapun, saham JC Penney (JCP.N) pada akhir sesi ditutup merosot 10,2 persen menjadi USD14,60 setelah CIT Group (CIT.N) menghentikan pengiriman pasokan ke department store. Saham ini memberikan tekanan terbesar bagi indeks S&P 500.
Pada perdagangan dini hari tadi, indeks Dow Jones tergelincir 21,05 poin atau 0,14 persen menjadi 15.499,54; indeks S&P 500 turun 0,23 poin atau 0,01 persen menjadi 1.685,73, sedangkan indeks Nasdaq naik 9,90 poin atau 0,27 persen menjadi 3.626,37.
(rna)