Hingga Juni 2013, pendapatan TBIG naik 96%
A
A
A
Sindonews.com - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada semester I/2013 berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp1,271 triliun atau meningkat 96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
CEO Tower Bersama Infrastructure, Hardi Wijaya Liong menjelaskan, pencapaian pendapatan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini didukung penambahan 974 penyewaan dari pertumbuhan organik. Sebagai catatan, hingga Juni 2013 TBIG memiliki 15.293 penyewaan dan 9.308 site telekomunikasi per 30 Juni 2013.
Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 7.924 menara telekomunikasi, 1.040 shelter only dan 344 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 13.909, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,76.
"Hasil kuartal II/2013 ini menunjukkan bahwa kami tetap berfokus dalam pencapaian hasil operasional yang cemerlang dan penyelesaian pembangunan menara telekomunikasi yang tepat waktu," kata Hardi dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Dengan perolehan pendapatan tersebut, TBIG juga berhasil mencatat EBITDA sebesar Rp1,041 triliun atau meningkat 102 persen jika dibandingkan dengan periode enam bulan tahun lalu.
Jika kuartal II ini disetahunkan (second quarter 2013 results on an annualized basis), maka total pendapatan perseroan mencapai Rp2,615 triliun, atau terjadi peningkatan 52 persen dibandingkan pencapaian periode penuh tahun 2012.
EBITDA disetahunkan berdasarkan kuartal II/2013 mencapai Rp2,136 triliun, atau terjadi peningkatan 53 persen dibandingkan pencapaian periode penuh tahun 2012.
"Dan untuk mendanai pembangunan organik dalam skala besar, kami telah bekerja sama dengan para kreditur agar tetap tersedia pendanaan yang kompetitif, termasuk mendiversifikasikan sumber pendanaan kami melalui penjualan perdana surat utang jangka panjang dalam mata uang dolar Amerika pada bulan April 2013 kemarin," tuturnya.
Sebagai catatan, hingga akhir Juni 2013, total pinjaman (debt) perseroan mencapai Rp10,840 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp7,852 triliun. Sedangkan dengan saldo kas yang mencapai Rp1,536 triliun, total pinjaman bersih menjadi Rp9,304 triliun dan total pinjaman senior bersih TBIG menjadi Rp6,316 triliun.
"Rasio pinjaman senior (net senior debt) bersih terhadap EBITDA kuartal II yang disetahunkan adalah 2,96x, dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA kuartal II/2013 yang disetahunkan adalah 4,35x, dimana rasio-rasio tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rasio yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman perseroan," pungkasnya.
CEO Tower Bersama Infrastructure, Hardi Wijaya Liong menjelaskan, pencapaian pendapatan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini didukung penambahan 974 penyewaan dari pertumbuhan organik. Sebagai catatan, hingga Juni 2013 TBIG memiliki 15.293 penyewaan dan 9.308 site telekomunikasi per 30 Juni 2013.
Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 7.924 menara telekomunikasi, 1.040 shelter only dan 344 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 13.909, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,76.
"Hasil kuartal II/2013 ini menunjukkan bahwa kami tetap berfokus dalam pencapaian hasil operasional yang cemerlang dan penyelesaian pembangunan menara telekomunikasi yang tepat waktu," kata Hardi dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Dengan perolehan pendapatan tersebut, TBIG juga berhasil mencatat EBITDA sebesar Rp1,041 triliun atau meningkat 102 persen jika dibandingkan dengan periode enam bulan tahun lalu.
Jika kuartal II ini disetahunkan (second quarter 2013 results on an annualized basis), maka total pendapatan perseroan mencapai Rp2,615 triliun, atau terjadi peningkatan 52 persen dibandingkan pencapaian periode penuh tahun 2012.
EBITDA disetahunkan berdasarkan kuartal II/2013 mencapai Rp2,136 triliun, atau terjadi peningkatan 53 persen dibandingkan pencapaian periode penuh tahun 2012.
"Dan untuk mendanai pembangunan organik dalam skala besar, kami telah bekerja sama dengan para kreditur agar tetap tersedia pendanaan yang kompetitif, termasuk mendiversifikasikan sumber pendanaan kami melalui penjualan perdana surat utang jangka panjang dalam mata uang dolar Amerika pada bulan April 2013 kemarin," tuturnya.
Sebagai catatan, hingga akhir Juni 2013, total pinjaman (debt) perseroan mencapai Rp10,840 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp7,852 triliun. Sedangkan dengan saldo kas yang mencapai Rp1,536 triliun, total pinjaman bersih menjadi Rp9,304 triliun dan total pinjaman senior bersih TBIG menjadi Rp6,316 triliun.
"Rasio pinjaman senior (net senior debt) bersih terhadap EBITDA kuartal II yang disetahunkan adalah 2,96x, dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA kuartal II/2013 yang disetahunkan adalah 4,35x, dimana rasio-rasio tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rasio yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman perseroan," pungkasnya.
(rna)