Data pekerjaan AS goyang harga minyak dan emas
A
A
A
Sindonews.com - Laporan data pekerjaan baru sektor non-pertanian Amerika Serikat (AS) sebanyak 162.000, membuat harga minyak mentah berjangka di Nymax ditutup lebih rendah. Di sisi lain, data ini memicu emas berjangka lebih tinggi dan menarik komoditas dari posisi sulit yang membantunya menyeberangi tanda USD1.300.
"Awal pekan ini kami melihat data ekonomi menunjuk ke arah pemulihan, dan digabungkan dengan dolar yang kuat emas terus di bawah tekanan," kata Tom Power, broker komoditas senior RJ O'Brien & Associates, Chicago, seperti dilansir dari Commodity Online, Sabtu (3/8/2013).
"Data (Jumat) adalah positif untuk emas, tetapi tidak cukup mengubah arah pasar," tambahnya.
Emas telah pergi di bawah support penting USD1.300 menyusul optimisme tentang ekonomi AS.
Sementara data pengangguran di AS yang turun di angka 7,4 persen pada Juli, (berdasarkan data departemen tenaga kerja AS), tidak cukup mendorong minyak mentah berjangka lebih lanjut, bahkan beberapa pemesanan keuntungan terjadi.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman 13 September ditutup pada USD106,85 per barel, mendaftarkan kehilangan USD1,04 atau 0,96 persen. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman tanggal yang sama ditutup pada USD108.93 per barel, memberitahukan kehilangan USD0,61 atau 0,56 persen.
"Kami punya data dari mundurnya pekerjaan, tapi saya kira kita juga melihat beberapa profit taking sebelum akhir pekan," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka Mizuho Securities, New York kepada Reuters.
"Kita masih diperdagangkan pada tingkat historis tinggi. Aku tidak akan terkejut jika kita diuji USD110, meskipun itu tidak akan terjadi hari ini," lanjutnya.
Di MCX India, minyak mentah untuk pengiriman 19 Agustus terlihat diperdagangkan pada 6.524 rufee per barel, kehilangan 0,05 persen pada pukul 10.41 WIB waktu setempat.
Emas berjangka untuk pengiriman 5 Oktober terlihat diperdagangkan pada 28.460 rufee per 10 gram, kehilangan 0,12 persen.
"Awal pekan ini kami melihat data ekonomi menunjuk ke arah pemulihan, dan digabungkan dengan dolar yang kuat emas terus di bawah tekanan," kata Tom Power, broker komoditas senior RJ O'Brien & Associates, Chicago, seperti dilansir dari Commodity Online, Sabtu (3/8/2013).
"Data (Jumat) adalah positif untuk emas, tetapi tidak cukup mengubah arah pasar," tambahnya.
Emas telah pergi di bawah support penting USD1.300 menyusul optimisme tentang ekonomi AS.
Sementara data pengangguran di AS yang turun di angka 7,4 persen pada Juli, (berdasarkan data departemen tenaga kerja AS), tidak cukup mendorong minyak mentah berjangka lebih lanjut, bahkan beberapa pemesanan keuntungan terjadi.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman 13 September ditutup pada USD106,85 per barel, mendaftarkan kehilangan USD1,04 atau 0,96 persen. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman tanggal yang sama ditutup pada USD108.93 per barel, memberitahukan kehilangan USD0,61 atau 0,56 persen.
"Kami punya data dari mundurnya pekerjaan, tapi saya kira kita juga melihat beberapa profit taking sebelum akhir pekan," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka Mizuho Securities, New York kepada Reuters.
"Kita masih diperdagangkan pada tingkat historis tinggi. Aku tidak akan terkejut jika kita diuji USD110, meskipun itu tidak akan terjadi hari ini," lanjutnya.
Di MCX India, minyak mentah untuk pengiriman 19 Agustus terlihat diperdagangkan pada 6.524 rufee per barel, kehilangan 0,05 persen pada pukul 10.41 WIB waktu setempat.
Emas berjangka untuk pengiriman 5 Oktober terlihat diperdagangkan pada 28.460 rufee per 10 gram, kehilangan 0,12 persen.
(dmd)