Selandia Baru turun tangan selidiki produk Fonterra

Selasa, 06 Agustus 2013 - 12:10 WIB
Selandia Baru turun...
Selandia Baru turun tangan selidiki produk Fonterra
A A A
Sindonews.com - Menteri Pembangunan Ekonomi Selandia Baru, Stephen Joyce menyatakan, para pejabat telah dikirim ke markas Fonterra di Selandia Baru dan Australia, untuk memastikan perusahaan memberikan informasi akurat tentang masalah fatal yang ditemukan pada bahan susu formula bayi.

Joyce mengakui upaya pemerintah campur tangan terhadap perusahaan swasta tidak biasa, tapi langkah dini diperlukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen global terhadap industri susu Selandia Baru, yang menyumbang seperempat dari ekspor negara.

Dia menjelaskan, Fonterra awalnya menemukan data bakteri yang bisa menyebabkan botulism telah terbukti tidak benar, yang mengarah ke saran yang kontradiktif dan kebingungan yang memaksa penarikan kembali produk dari China-Arab Saudi.

"Ini tentu cukup frustrasi. Itu mungkin istilah yang paling dermawan yang bisa saya gunakan. Saya mengharapkan informasi ini tersedia cukup cepat," ujar Joyce dalam wawancara dengan Radio Selandia Baru, seperti dilansir dari AFP, Selasa (6/8/2013).

Dia mengungkapkan, sekitar 90 persen dari produk yang terkontaminasi telah ditemukan, dan pejabat Departemen Perindustrian (MPI) akan melakukan pelacakan catatan guna menemukan sisa produk Fonterra paling lambat Rabu (7/8/2013) sore, waktu setempat.

Menurut Joyce, Fonterra tidak mengajukan keberatan apapun kepada pejabat pemerintah yang secara efektif meminggirkan perusahaan dari krisis manajemen.

"Terus terang, Fonterra telah menyambut untuk mempercepat pemeriksaan MPI. Sangat penting MPI sebagai regulator, memiliki kepercayaan diri, karena regulator dunia bergantung pada MPI," imbuhnya.

Fonterra adalah koperasi susu terbesar di dunia dan perusahaan terbesar di Selandia Baru. Mereka memiliki akuntansi 89 persen dari produksi susu di negara itu (15,4 miliar liter) pada 2011. Mereka mencatat omzet sebesar USD15,7 miliar pada tahun lalu.

Kemarin, Chief Executive Fonterra, Theo Spierings langsung terbang ke China untuk membuat permintaan maaf kepada publik. Sementara Perdana Menteri John Key menyatakan pihaknya akan mengunjungi Beijing dalam beberapa pekan mendatang untuk menekankan peraturan keamanan pangan bersama.

Menggarisbawahi pentingnya China bagi perekonomian Selandia Baru, perdana menteri menyebutkan, jika perlu pihaknya akan melakukan perjalanan sendiri.

Key mengungkapkan tanda-tanda awal masalah muncul pada Mei 2012, tapi Fonterra mengatakan, itu hanya antisipasi terhadap kemungkinan kontaminasi pada Maret tahun ini. Hasil tes kemudian diminta untuk diidentifikasi penyebab munculnya bakteri.

Fonterra dituduh gagal belajar dari skandal Sanlu, perusahaan China yang membuat susu ilegal dicampur melamin kimia pada 2008, mengakibatkan enam anak tewas dan 300.000 sakit.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5700 seconds (0.1#10.140)