Lebaran, dodol betawi laris manis diburu pembeli

Kamis, 08 Agustus 2013 - 13:12 WIB
Lebaran, dodol betawi...
Lebaran, dodol betawi laris manis diburu pembeli
A A A
Sindonews.com - Ramadan telah membawa berkah bagi para pedagang kue hingga Lebaran. Sejak awal Ramadan, dodol Betawi dan kue-kue yang dijual oleh Hj. Maryam di Jalan Tanah Seratus, Ciledug, Tangerang, laris manis diserbu pembeli.

Dia mengaku, usahanya ini berawal dari mulut ke mulut yang sudah dijalani lebih dari 20 tahun. Seiring berjalannya waktu, sekitar 1990-an, dia sering dipanggil untuk mengisi kue-kue saat hajatan.

"Pemasarannya lancar-lancar saja sampai saat ini, yang mau pesan bisa lewat telepon atau datang langsung ke rumah. Alhamdulillah sekarang sudah sampai ke Arab saudi sejak 2007," kata dia kepada Sindonews beberapa waktu lalu.

Kini, dia mulai membuat berbagai macam kue, terutama dodol Betawi. Menurutnya, pemesanan ke Arab Saudi belum besar, melainkan melalui perorangan.

Sementara, pasar dalam negeri meliputi wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan daerah lainnya. Pihaknya siap memenuhi pesanan baik skala kecil maupun besar. "Tergantung pemesan saja, maunya untuk acara apa," katanya.

Meski demikian, usahanya tidak berjalan mulus seratus persen, melainkan ada beberapa rintangan yang harus dilalui. Kendalan yang dihadapi saat ini adalah bahan-bahan pembuat kue yang terus naik setiap tahun. Sehingga, mau tidak mau, harus menaikkan harga produknya.

Sedangkan selama Ramadan tahun ini, omzet yang diraih bisa mencapai Rp50 juta lebih. Namun, pada bulan-bulan biasa, omet yang diperoleh antara Rp5 juta sampai Rp10 juta. "Kalau lagi sepi, kadang-kadang hanya Rp1 juta sampai Rp2 juta," katanya.

Selama Ramadan, lanjut dia, harga dodol yang dijual dari mulai Rp40 ribu sampai Rp180 ribu, tergantung ukurannya. Dodol memang menjadi kue utama. Selain dodol, dia juga memproduksi dodol China, wajik, geplak, kue cincin, uli tape, serondeng, kue apem, kue talam/kue basah, dan kue tradisional lainnya.

Pihaknya tidak banyak meminta kepada pemerintah, hanya minta agar pemerintah lebih memperhatikan pertanian di Indonesia. "Jangan dipermainkan harga-harga bahan pokok. Apalagi, negara ini kan negara subur kekayaan alamnya. Jagannya dipermainkan buat yang enggak benar, supaya rakyat kecil enggak semakin menderita," kata dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0680 seconds (0.1#10.140)