Sajikan citarasa Yogya di kota metropolitan

Jum'at, 09 Agustus 2013 - 22:00 WIB
Sajikan citarasa Yogya...
Sajikan citarasa Yogya di kota metropolitan
A A A
Sindonews.com - Jika Anda bosan dengan makanan-makanan yang tiap hari Anda temui di Jakarta, atau merindukan citarasa masakan Yogya yang gurih dan manis, tak ada salahnya Anda mencoba gudeg khas Yogya Bu Laminten, yang terletak di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Gudeg yang satu ini memiliki ciri khas pada cara penyajiannya yang diletakkan di atas tampah kecil dari bambu, yang khusus didatangkan dari Yogya. Selain ditemani pasangan wajibnya, berupa sambal krecek, telur dan tahu bacem. Menu gudeg di Warung Gudeg Asli Ibu Laminten ini juga dipasangkan dengan ayam goreng kalasan bumbu kremes.

Tidak sulit menemukan Lokasi Warung Gudeg Bu Laminten karena letaknya berada di Kawasan Wisata Malam Jakarta di Jalan Sabang No 34 Jakarta Pusat, letaknya kurang lebih 500 meter sebelah timur Sarinah Plaza.

Di sepanjang Jalan Sabang juga ada berbagai macam makanan lain seperti nasi goreng, Sate Pak Heri, Soto Ayam Kudus, Soto Ranjau Pak Gendut, serta seafood, deretan tempat makan ini letaknya sekitar 100 meter dari Warung Gudeg Bu Laminten. Tak jauh dari warung ini juga ada Robinson Department Store, dan jika Anda kehabisan uang cash ATM Mandiri dan BCA juga terletak tak jauh dari tempat ini.

Saat menyambangi warung yang buka setiap hari, dari pukul 17.00 hingga pukul 24.00 WIB ini, mata Anda akan disambut oleh 2 spanduk besar ukuran 4 meter x 2 meter menghadap ke arah timur yang bertuliskan Gudeg Asli Yogya Ibu Laminten.

Bagian dalam tenda memuat tiga meja panjang, serta 30 tempat duduk, dengan dilengkapi 3 lampu neon, serta 1 etalase besar untuk tempat makanan yang terletak di bagian depan warung.

Secara tampilan warung ini memang tampak sederhana. Namun jangan salah, menu yang disajikan warung ini cukup variatif, dan sekali Anda mencobanya dijamin tak akan membuat Anda kecewa.

Meskipun terletak di kawasan Ibukota Jakarta, Gudeg Ibu Laminten ini tidak meninggalkankan ciri khas makanan gudeg Asli Yogya. Nasi gudeg disajikan tidak diletakkan di piring melainkan pada sebuah tampah bambu kecil berdiameter 30 cm yang dialasi dengan kertas nasi.

Tampah ini khusus didatangkan dari Yogya. Salain cara penyajian, keramahan khas Yogya juga tetap diperankan sang pemilik, Arvansyah dan para karyawannya.

Dari beberapa kombinasi menu gudeg yang ditawarkan di warung ini, Nasi Gudeg Komplit serta Ayam Goreng Kalasan adalah menu yang paling diminati pengunjung.

Seporsi nasi gudeg komplit berisi seporsi nasi, gudeg, telur bacem, tahu bacem, sambal krecek, dan sepotong ayam goreng kremes kalasan.

Usaha Warung Gudeg Asli Yogya Bu Laminten ini mulai dirintis oleh Laminten sejak tahun 1985. Dengan Modal yang didapat dari hasil menjual tanah warisan dari suaminya, Laminten memberanikan diri ke Jakarta meninggalkan delapan dari sembilan anaknya, dan hanya membawa anak bungsunya. Laminten lalu membuka usaha di Jakarta dengan modal awal sekitar Rp2 juta.

Awal mulanya warung Bu Laminten ini berada di Hero Tomang, dan di daerah Senen. Tak disangka setahun berjalan berkembang sangat pesat, Laminten pun mulai kerepotan. Akhirnya anak pertamanya yang bernama Arvansyah yang saat itu sedang bekerja dan kuliah di Surabaya dipanggil ke Jakarta untuk turut serta membantu ibunya.

Arvansyah sendiri tertarik ikut terjun ke usaha makanan yang dirintis ibunya, karena melihat potensi usaha ini cukup besar untuk maju, karena saat itu kompetitor usaha makanan gudeg belum begitu banyak.

“Orang yang ingin mencicipi gudeg tidak perlu jauh-jauh ke Yogya cukup datang di Warung Bu Laminten,” ungkap Arvansyah belum lama ini.

Pada tahun 1986, Luminten mulai mengembangkan sayap dengan membuka usahanya di Sabang atau Jl. H Agus Salim No 34, kemudian di Menteng dan terakhir di Kelapa Gading. Selain di tiga tempat itu, Arvansyah selaku pemilik sekaligus pengelola warung juga melayani penjualan ke beberapa foodcourt di Jakarta, di antaranya di ITC Roxy Mas dan Citraland.

Saat ini, pusat produksi gudeg berada di Jalan Kembangan Baru, Jakarta Barat. Dari tempat ini makanan baru didistribusikan ke cabang-cabang dan beberapa foodcourt di pusat perbelanjaan dengan menggunakan mobil box.

Tugas Laminten sendiri sekarang hanya sebagai tes akhir untuk masalah resep. Sehingga saat ini, mulai dari pembuatan resep sampai dengan pengelolaan manajemen diserahkan kepada Arvansyah. Dalam menjalankan usahanya Arvansyah tidak sendiri, dia dibantu oleh isterinya yang bernama Suwarni.

Arvansyah sendiri sebelum menekuni usaha warung gudeg ini, pernah bekerja di Kalianyar, Surabaya, Jawa Timur tepatnya di Money Changer tahun 1985 dan kuliah di Universitas Wijaya Kusuma Dukuh Kupang Surabaya jurusan Pertanian dan jurusan Kedokteran, namun kemudian lebih memilih ikut bekerja bersama ibunya.

Ibarat laut yang pasang surut, di dalam berusaha pasti kendala itu ada. “Kendala yang paling utama adalah masalah karyawan, biasanya yang bermasalah adalah karyawan yang berasal dari luar Jawa, mereka biasanya kerja di sini cuma sebentar,” ujar lelaki berusia 48 tahun itu.

Selain itu juga kendala kalau musim hujan, di samping pengunjung sepi juga tidak bisa menjemur krecek, sehingga hasilnya tidak mengembang dengan baik.

Dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor, Arvansyah mengaku hanya berusaha selalu memberikan “The Best Service”. Selain berusaha memberi yang terbaik pada pelanggan, Arvansyah juga berusaha menerima apa adanya atas segala yang telah diraih.

“Bila hari ini hasilnya sedikit, mungkin hari esok lebih banyak begitu juga kalau hari esok sedikit, mungkin esok lusa, yang penting kita sudah berusaha,” begitu seloroh Arvasyah.

Untuk menjalankan usahanya Arvansyah dibantu 20 karyawan dengan sistem penggajian bulanan. Yang terdiri atas 2 orang sopir, dan 18 orang tenaga serabutan.

“Unsur kebersihan serta memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan yang paling diutamakan di warung ini,” ujar lelaki kelahiran 5 Oktober 1964 ini.

Para pelanggan di Warung Gudeg Bu Laminten kebanyakan adalah orang Jawa yang kangen akan makanan gudeg asli Yogya. Meski demikian, banyak juga pelanggan Warung Gudeg ini yang asli Jakarta, bahkan asal daerah lain di luar Jawa. Umumnya para pelanggan adalah karyawan kantor yang pulang kerja.

Setiap harinya pengunjung warung ini bisa mencapai 150 orang. Rasa gurih, nikmat serta lezatnya Gudeg ini juga telah menarik beberapa artis di antaranya Peggy Melaty Sukma, Roger Danuarta, serta striker Tim Nasional PSSI, Bambang Pamungkas pernah merasakan nikmatnya gudeg ini.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0660 seconds (0.1#10.140)