Lebaran, Thamrin Sihite selalu sungkem ke orang tua
A
A
A
Sindonews.com - Tidak asing dengan kata "Mudik Lebaran" berjuta hamba Tuhan dari pejabat tinggi, pegawai negeri, buruh pabrik, sampai kalangan pekerja informal berbondong-bondong merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa.
Namun perayaan kemenangan ini cukup unik, lantaran mereka yang merantau jauh rela berduyun-duyun pulang ke kampung halamannya untuk merayakan kemenangan Ramadan dengan tradisi "Sungkeman".
Benar-benar kampung halaman menjadi daya pikat luar biasa bagi seorang perantau. Hal ini juga dilakukan seorang pejabat Kementerian ESDM yakni Direktur Jenderal Mineral Batubara Kementerian ESDM, Thamrin Sihite.
Laki-laki asal Batak ini bercerita setiap tahun selalu merayakan tradisi mudik di kampung halamannya. Sungkeman di daerah asalnya, itu ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang di lakukan di Jawa.
Tradisi mudik pejabat Kementerian ESDM ini tidak jauh berbeda dengan mudiknya kaum urban dari pusat kota. Kebanyakan setiap individu mempunyai alasan yang sama menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya.
"Tradisi mudik pada dasarnya sama merupakan ajaran agama. Saat ini adalah saat yang tepat untuk sungkem kepada ibu. Kebetulan ibu masih ada, mertua juga masih ada, makanya saya pulang kampung," tutur Thamrin.
Selama orang tua masih ada, Lebaran adalah kesempatan baik untuk meminta maaf kepada orang tua. Terutama kepada Ibunda yang telah melahirkan dan membesarkan kita semua.
"Saat inilah kita minta maaf sama beliau (Ibunda) dan berucap terimakasih kepada beliau. Sebagai penghargaan setinggi-tingginya untuk beliau," ungkapnya.
Selain sungkem kepada Ibunda, kebahagiaan lain yang didapat dari laki-laki lulusan Teknik Pertambangan Institute Teknologi Bandung (ITB) ini antara lain berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya sewaktu kecil. Sehingga menghadirkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha memberi, karena masih diberikan umur hingga 60 tahun masih berkumpul bersama keluarga.
"Kumpul bersama keluarga adalah kebahagiaan yang tak ternilai. Jadi kita bisa bersyukur masih bisa berkumpul," pungkas dia. (izz)
Namun perayaan kemenangan ini cukup unik, lantaran mereka yang merantau jauh rela berduyun-duyun pulang ke kampung halamannya untuk merayakan kemenangan Ramadan dengan tradisi "Sungkeman".
Benar-benar kampung halaman menjadi daya pikat luar biasa bagi seorang perantau. Hal ini juga dilakukan seorang pejabat Kementerian ESDM yakni Direktur Jenderal Mineral Batubara Kementerian ESDM, Thamrin Sihite.
Laki-laki asal Batak ini bercerita setiap tahun selalu merayakan tradisi mudik di kampung halamannya. Sungkeman di daerah asalnya, itu ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang di lakukan di Jawa.
Tradisi mudik pejabat Kementerian ESDM ini tidak jauh berbeda dengan mudiknya kaum urban dari pusat kota. Kebanyakan setiap individu mempunyai alasan yang sama menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya.
"Tradisi mudik pada dasarnya sama merupakan ajaran agama. Saat ini adalah saat yang tepat untuk sungkem kepada ibu. Kebetulan ibu masih ada, mertua juga masih ada, makanya saya pulang kampung," tutur Thamrin.
Selama orang tua masih ada, Lebaran adalah kesempatan baik untuk meminta maaf kepada orang tua. Terutama kepada Ibunda yang telah melahirkan dan membesarkan kita semua.
"Saat inilah kita minta maaf sama beliau (Ibunda) dan berucap terimakasih kepada beliau. Sebagai penghargaan setinggi-tingginya untuk beliau," ungkapnya.
Selain sungkem kepada Ibunda, kebahagiaan lain yang didapat dari laki-laki lulusan Teknik Pertambangan Institute Teknologi Bandung (ITB) ini antara lain berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya sewaktu kecil. Sehingga menghadirkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha memberi, karena masih diberikan umur hingga 60 tahun masih berkumpul bersama keluarga.
"Kumpul bersama keluarga adalah kebahagiaan yang tak ternilai. Jadi kita bisa bersyukur masih bisa berkumpul," pungkas dia. (izz)
(gpr)