Mendaki keuntungan usaha Ayam Penyet Everest

Minggu, 11 Agustus 2013 - 19:17 WIB
Mendaki keuntungan usaha...
Mendaki keuntungan usaha Ayam Penyet Everest
A A A
Sindonews.com - Jeli membaca peluang pasar membawa berkah bagi Dewi Ariani. Usaha rumah makan ayam penyet yang sudah dirintis sejak 2010 lalu telah memberikan hasil yang kian hari kian mendaki.

Berawal dari kemampuannya mengolah resep ayam dan melihat tingginya minat masyarakat terhadap menu unggas mendorong ibu seorang putra tersebut memutuskan membuka rumah makan ayam penyet.

Dengan pengalaman yang dimilikinya dan dukungan dari keluarga membuat anak kedua dari tiga bersaudara ini akhirnya berani membuka rumah makan dengan nama, Abi & Ummi di Pondok Gede, Jakarta Timur pada tanggal cantik, 10/10/2010.

Namun, rumah makan di lokasi tersebut hanya bertahan tiga bulan. Pasalnya, prospek rumah makan di sana dirasa meleset dari harapan lantaran lokasi yang dianggap kurang strategis, sehingga jumlah pengunjung di bawah estimasi awal.

“Alasan prospek tempat yang menjadi kendala utama usaha ini, diantaranya lokasi yang tidak strategis, tidak ada tempat parkir dan tempat usaha tidak mendukung,” tuturnya kepada Sindonews, baru-baru ini.

Akhirnya, Dewi bersama keluarga memutuskan pindah ke Jalan Mampang Prapatan Raya Nomor 21, Jakarta Selatan. Lokasi baru tersebut memberikan prospek lebih baik karena terletak di kawasan perkantoran.

Di lokasi baru ini, usaha ayam penyetnya berganti naman menjadi Ayam Penyet Everest. Nama baru tersebut dinilai lebih menjual dan memberi pengaruh positif terhadap usaha dagangnya.

Untuk membuka usaha kulinernya tersebut, penyuka masakan bebek penyet dan goreng ini menuturkan, harus merogoh modal sekitar Rp20 juta. Dana tersebut diperoleh dari pinjaman perbankan, yang kemudian dialokasikan untuk sewa tempat usaha pertama di Pondok Gede sekitar Rp8 juta, peralatan Rp10 juta dan bahan baku sekitar Rp2 juta.

Namun, setelah pindah ke lokasi baru, sewa tempat melonjak. Saa ini, sewa tempat menjadi Rp60 juta per tahun lantaran lokasinya berada di kawasan ramai dan tepat di pinggir jalan raya. Tidak hanya melibatkan keluarga, usaha kulinernya berhasil memberi lapangan kerja bagi sembilan orang.

Adapun menu yang ditawarkan, yakni ayam penyet dan goreng plus nasi seharga Rp16 ribu, bebek penyet dan goreng Rp22 ribu, lele penyet atau bakar Rp9.000 per ekor.

Selain itu, tahu penyet/goreng, tempe penyet/goreng per porsi Rp6.000, cah touge dan cah kangkung Rp6.000 per porsi capcay dan cah brokoli per porsi Rp12 ribu, sup tomyam Rp15 ribu per porsi. Sementara terong penyet/goreng Rp3.000 per porsi, telor penyet/goreng Rp3.500 per biji.

Selain makan di tempat, Ayam Penyet Everest juga menyediakan paket nasi kotak dan nasi tumpeng dengan berbagai ukuran. Harga paket nasi kotak bervariasi, mulai Rp19 ribu (standar), Rp21 ribu (spesial) hingga Rp24 ribu (istimewa).

Untuk menu minuman, tersedia soda gembira, lemon squash, juice mangga, mix juice, juice sirsak dan cure lemon juice dengan harga masing-masing Rp7.000 per gelas. Selain itu, ada juice alpukat, jambu, belimbing, orange, jeruk, wortel, timun dan strawberry seharga Rp6.000 per gelas. Sementara, untuk es teh manis hanya Rp3.000 per gelas.

Selama Ramadan, Ayam Penyet Everest menyediakan menu takjil, berupa kolak, singkong Thai dan es buah. "Spesial takjil tidak dikenakan biaya atau free. Tapi hanya berlaku untuk makan di tempat," kata perempuan berjilbab ini.

Menurut bunda dari Yusuf Arkananta Purwadi, menu bulan puasa diperbanyak menu berkuah, seperti capcay, cah brokoli dan sup tomyam. Artinya, menu-menu ini lebih ditonjolkan dibandingkan pada bulan-bulan biasanya karena pelanggan banyak menginginkan menu baru yang mengandung kuah dan sayur-mayur.

Adapun menu spesial selama Ramadan tetap didomoinasi ayam penyet dan bebek penyet, dengan sambal spesialnya yang super pedas. Dan selama Ramadan, Ayam Penyet Evesrest mulai buka pukul 12.00-22.00 WIB, sedangkan di hari biasa mulai pukul 08.00-21.00 WIB.

Dia menuturkan, konsumen bulan Ramadan sedikit mengalami penurunan sekitar 20 persen. Jika bulan biasa, dia bisa mengantongi omzet Rp3,5-Rp5 juta per hari, namun di Ramadan sekitar Rp2-3 juta per hari.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9335 seconds (0.1#10.140)