Harga komoditas turun, laba SIMP anjlok 84%

Kamis, 15 Agustus 2013 - 09:57 WIB
Harga komoditas turun, laba SIMP anjlok 84%
Harga komoditas turun, laba SIMP anjlok 84%
A A A
Sindonews.com - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) pada semester I/2013 membukukan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 84 persen menjadi Rp108 miliar dibanding periode yang sama 2012 sebesar Rp686 miliar.

Berdasarkan keterangan yang dipublikasikan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/8/2013) dijelaskan bahwa anjloknya laba bersih tersebut akibat menurunnya laba usaha, pendapatan dan meningkatnya bagian atas rugi entitas asosiasi.

Laba usaha perseroan tercatat turun 71 persen menjadi Rp399 miliar denga marjin laba usaha turun menjadi 6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 20 persen disebabkan menurunnya laba bruto dan meningkatnya beban operasi.

Laba bruoto pada periode tersebut menyusut separuh dari laba bruto tahun sebelumnya menjadi Rp1,03 tiliun dan marjin bruto terpangkas dari 30 persen menjadi 16 persen karena menurunnya harga jual rata-rata produk kelapa sawit dan karet serta meningkatnya biaya produksi seiring dengan naiknya upah dan penambahan area baru menghasilkan.

Harga jual minyak sawit mentah (CPO) menurun 17 persen, palm kernel (PK) susut 29 persen dan karet berkurang 20 persen. Akibatnya, penjualan bersih konsolidasi perseroan turun 8 persen menjadi Rp6,45 triliun dibanding paruh pertama tahun lalu sebesar Rp6,98 triliun.

"Harga jual yang lebih rendah dari tanaman perkeunan utama kami telah mempengaruhi kinerja semester II/2013. Kami mengantisipasi harga komoditas tetap relatif rendah untuk sisa tahun ini," kata Presiden Direktur grup SIMP, Mark Wakeford.

Kendati demikian, Wakeford mengatakan, divisi minyak dan lemak nabati memberi kontribusi positif dengan kenaikan ebitda sebesar 12 persen menjadi Rp312 miliar. Adapun total tandan buah segar (TBS) mencapai 1.642.000 ton dan CPO turun 11 persen menjadi 356 ribu ton karena pembelian dari eksternal serta produksi sawit menurun di wilayah Sumatera.

"Kami telah memulai musim panen gula pada Mei dan kontribusinya sedikit di kuartal II tahun ini karena kebanyakan penjualan gula akan direalisasikan pada semester II tahun ini," tutur dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7759 seconds (0.1#10.140)