Omzet puluhan juta dari bisnis sajadah anak
A
A
A
Sindonews.com - Setiap orang tua memiliki cara unik untuk mengajak putra-putri tercintanya belajar salat. Salah satunya dengan memberikan perangkat salat yang memikat hati si kecil seperti sajadah dengan motif menarik.
Alasan inilah yang membuat Nenden Nurjanah, 30, secara tidak sengaja terjun menekuni bisnis sajadah anak. Kini omzet usahanya sudah menembus angka puluhan juta rupiah setiap bulan.
Nenden mengusung Nafeesa Kids sebagai brand produk sajadah anak miliknya. Awalnya bisnis tersebut bisnis keluarga yang dirintis pada 1982 dengan bendera Panda Berdikari.
“Saat itu bisnis keluarga kami hanya memproduksi boneka, tapi pada 2005 kami mulai bergeser membuat boneka alat peraga khusus pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) sebelum akhirnya pada 2009 permintaan boneka mulai menurun dan beralih ke bisnis sajadah anak sampai sekarang,” cerita Nenden Nurjanah ketika diwawancara KORAN SINDO di Jakarta belum lama ini.
Kendati ia tidak begitu mahir menjahit, Nenden menggandeng sang suami untuk menciptakan desain produk dan mempekerjakan delapan tenaga produksi yang jumlahnya bakal bertambah ketika memasuki empat bulan menjelang Lebaran.
Dengan menggunakan bahan kain katun serta diadora atau bahan yang biasa digunakan untuk membuat boneka, sedikitnya ada sekitar 40 motif sajadah anak yang sudah berhasil diproduksi Nafeesa Kids.
Mulai dari motif karakter seperti tokoh kartun Thomas si kereta api, Cars, Upin & Ipin, Angry Birds, serta beberapa motif orisinal yang didominasi oleh gambar tumbuhan, hewan, dan alat-alat transportasi.
Harga terjangkau
Wanita asal Bandung yang juga berprofesi sebagai pengajar ini mematok produknya dengan harga yang terjangkau yakni berkisar Rp80.000 hingga Rp100.000 untuk satu buah sajadah anak.
Selain itu, ia juga menawarkan paket lengkap seperti satu set sajadah plus sarung yang dihargai Rp150.000 atau paket sajadah dan mukena yang dibanderol Rp225.000.
Dia memanfaatkan peran anggota keluarga, terutama partisipasi sang adik dalam memasarkan produk-produknya. Nenden juga memanfaatkan media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, WeChat, serta Blackberry Messanger untuk pemasaran. Hasilnya, sekarang produk Nafeesa Kids tidak hanya disukai pasar nasional, namun juga mulai menerima pesanan dari konsumen di Malaysia.
“Meskipun permintaan produk Nafeesa Kids datang dari seluruh Indonesia, penyebarannya belum sepenuhnya merata sehingga kami berencana membenahi sistem distributor dan keagenan agar ke depannya bisa lebih merata,” ungkapnya.
Nenden mengaku kunci kesuksesannya adalah selalu menomorsatukan kualitas produk agar konsumen tidak kecewa dengan produk-produk yang mereka beli. Berbekal pedoman tersebut, tidak heran bila sajadah anak Nafeesa Kids tembus omzet puluhan juta rupiah setiap bulan.
“Omzet di empat bulan menjelang Ramadan bisa mencapai Rp90 juta per bulan, sedangkan pada hari-hari biasa omzet rata-rata sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta per bulan dengan keuntungan hampir sekitar 50 persen," tuturnya.
Alasan inilah yang membuat Nenden Nurjanah, 30, secara tidak sengaja terjun menekuni bisnis sajadah anak. Kini omzet usahanya sudah menembus angka puluhan juta rupiah setiap bulan.
Nenden mengusung Nafeesa Kids sebagai brand produk sajadah anak miliknya. Awalnya bisnis tersebut bisnis keluarga yang dirintis pada 1982 dengan bendera Panda Berdikari.
“Saat itu bisnis keluarga kami hanya memproduksi boneka, tapi pada 2005 kami mulai bergeser membuat boneka alat peraga khusus pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) sebelum akhirnya pada 2009 permintaan boneka mulai menurun dan beralih ke bisnis sajadah anak sampai sekarang,” cerita Nenden Nurjanah ketika diwawancara KORAN SINDO di Jakarta belum lama ini.
Kendati ia tidak begitu mahir menjahit, Nenden menggandeng sang suami untuk menciptakan desain produk dan mempekerjakan delapan tenaga produksi yang jumlahnya bakal bertambah ketika memasuki empat bulan menjelang Lebaran.
Dengan menggunakan bahan kain katun serta diadora atau bahan yang biasa digunakan untuk membuat boneka, sedikitnya ada sekitar 40 motif sajadah anak yang sudah berhasil diproduksi Nafeesa Kids.
Mulai dari motif karakter seperti tokoh kartun Thomas si kereta api, Cars, Upin & Ipin, Angry Birds, serta beberapa motif orisinal yang didominasi oleh gambar tumbuhan, hewan, dan alat-alat transportasi.
Harga terjangkau
Wanita asal Bandung yang juga berprofesi sebagai pengajar ini mematok produknya dengan harga yang terjangkau yakni berkisar Rp80.000 hingga Rp100.000 untuk satu buah sajadah anak.
Selain itu, ia juga menawarkan paket lengkap seperti satu set sajadah plus sarung yang dihargai Rp150.000 atau paket sajadah dan mukena yang dibanderol Rp225.000.
Dia memanfaatkan peran anggota keluarga, terutama partisipasi sang adik dalam memasarkan produk-produknya. Nenden juga memanfaatkan media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, WeChat, serta Blackberry Messanger untuk pemasaran. Hasilnya, sekarang produk Nafeesa Kids tidak hanya disukai pasar nasional, namun juga mulai menerima pesanan dari konsumen di Malaysia.
“Meskipun permintaan produk Nafeesa Kids datang dari seluruh Indonesia, penyebarannya belum sepenuhnya merata sehingga kami berencana membenahi sistem distributor dan keagenan agar ke depannya bisa lebih merata,” ungkapnya.
Nenden mengaku kunci kesuksesannya adalah selalu menomorsatukan kualitas produk agar konsumen tidak kecewa dengan produk-produk yang mereka beli. Berbekal pedoman tersebut, tidak heran bila sajadah anak Nafeesa Kids tembus omzet puluhan juta rupiah setiap bulan.
“Omzet di empat bulan menjelang Ramadan bisa mencapai Rp90 juta per bulan, sedangkan pada hari-hari biasa omzet rata-rata sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta per bulan dengan keuntungan hampir sekitar 50 persen," tuturnya.
(gpr)