Mentan: Komoditi rempah RI masih jadi unggulan dunia

Senin, 19 Agustus 2013 - 20:44 WIB
Mentan: Komoditi rempah...
Mentan: Komoditi rempah RI masih jadi unggulan dunia
A A A
Sindonews.com - Menteri Pertanian (Mentan), Suswono mengatakan, sampai saat ini komoditi rempah-rempah Indonesia masih menjadi unggulan dunia.

Menurutnya, untuk komoditas pala, kayu manis, dan cengkeh, Indonesia masih menempati posisi nomor satu di dunia. Lada sempat menduduki urutan pertama, dengan memasok lebih dari 80 persen kebutuhan dunia. Namun saat ini lada Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia.

Suswoo menegaskan, dahulu Maluku sebagai penghasil rempah-rempah. Potensi ini harus dikembali seperti dahulu. Bangsa-bangsa Eropa datang ke Maluku karena tertarik dengan kekayaan rempah-rempah.

"Kini kejayaan itu harus dikembalikan. Kerajaan rempah-rempah harus dikembalikan ke bumi Maluku," kata Suswono dalam rilisnya, Senin (19/8/2013).

Mentan mengemukakan, melimpahnya rempah-rempah ini membuat Indonesia dikenal spices island country (negara kepulauan rempah). Bahkan dengan keanekaragaman hayati yang ada sampai saat ini, plasma nutfah rempah Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Ke depan, lanjut Mentan, pengembangan rempah Indonesia memiliki prospek yang cerah sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan dunia terhadap rempah. "Meski begitu kita tidak bisa menutup mata pengembangan rempah Indonesia juga menghadapi sejumlah masalah," ungkap Mentan.

Di antaranya adalah rendahnya produktivitas tanaman karena banyaknya tanaman tua dan rusak, serangan hama penyakit, benih unggul, dan kurangnya pemeliharaan tanaman. Persoalan lainnya adalah mutu produk umum masih rendah, produk masih berbentuk primer, dan pengolahannya masih tradisional.

Selain itu, belum efesiennya rantai tata niaga, informasi pasar yang belum berkembang di sentra produksi, posisi tawar petani yang masih lemah karena kelembagaan petani belum optimal. Begitu juga belum optimalnya kemitraan petani dengan lembaga usaha rempah, serta terbatasnya permodalan petani, menjadi persoalan yang harus diselesaikan.

Berdasarkan potensi, prospek, dan permasalahan yang ada, pemerintah melakukan strategi revitalisasi. Yaitu revitalisasi lahan, pembenihan, infrastruktur dan sarana, SDM, pembiayaan dan kelembagaan petani, serta revitalisasi teknologi dan industri hilir.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6277 seconds (0.1#10.140)