Awasi pemborong nakal, Galur siapkan Forsiga
A
A
A
Sindonews.com - Maraknya aksi nakal pemborong yang ingin meraup untung membuat masyarakat Kecamaatan Galur, Kulonprogo tak tinggal diam. Mereka berinisiatif membentuk Forum Silaturahmi Masyarakat Galur (Forsiga) yang akan tampil langsung mengawasi pengerjaan sarana fisik desa dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo periode mendatang.
Camat Galur, Latnyana mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk membatasi ruang gerak pemborong nakal yang kerap asal-asalan menyelesaikan proyek garapan. Dia tidak ingin aksi nakal pemborong saat penggarapan cor blok jalan di Galur akhir 2012 silam kembali terulang.
"Kalau tidak diawasi mereka suka seenaknya. Kerjanya asal-asalan. Padahal DPU sudah menyerahkan tendernya ke pemborong. Hasilnya kualitas pekerjaan tidak memuaskan, karena pengawasan minim," kata Latnyana, Senin (19/8/2013).
Dia mengatakan, Forsiga akan berperan langsung dalam pengawasan ke lapangan setiap hari. Pihak kecamatan sudah menyiapkan anggaran yang dibutuhkan selama anggota Forsiga melakukan pemantauan proyek. Anggaran dipenuhi secara swadaya pemerintah kecamatan.
"Yang penting hasil pekerjaan memuaskan meski kecamatan perlu mengeluarkan anggaran untuk pemantauan. Kami tidak ingin kecolongan lagi seperti yang sudah terjadi sebelumnya," tegas dia.
Dalam praktiknya, kata dia, Forsiga akan membuat laporan ke kecamatan jika mendapati ada yang tidak beres dalam pengerjaan proyek di lapangan. Laporan itu, selanjutnya ditindaklanjuti kecamatan dengan menyampaikan ke DPU agar menyampaikan teguran lebih awal, sehingga ketidakberesan tidak berlarut.
Camat Galur, Latnyana mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk membatasi ruang gerak pemborong nakal yang kerap asal-asalan menyelesaikan proyek garapan. Dia tidak ingin aksi nakal pemborong saat penggarapan cor blok jalan di Galur akhir 2012 silam kembali terulang.
"Kalau tidak diawasi mereka suka seenaknya. Kerjanya asal-asalan. Padahal DPU sudah menyerahkan tendernya ke pemborong. Hasilnya kualitas pekerjaan tidak memuaskan, karena pengawasan minim," kata Latnyana, Senin (19/8/2013).
Dia mengatakan, Forsiga akan berperan langsung dalam pengawasan ke lapangan setiap hari. Pihak kecamatan sudah menyiapkan anggaran yang dibutuhkan selama anggota Forsiga melakukan pemantauan proyek. Anggaran dipenuhi secara swadaya pemerintah kecamatan.
"Yang penting hasil pekerjaan memuaskan meski kecamatan perlu mengeluarkan anggaran untuk pemantauan. Kami tidak ingin kecolongan lagi seperti yang sudah terjadi sebelumnya," tegas dia.
Dalam praktiknya, kata dia, Forsiga akan membuat laporan ke kecamatan jika mendapati ada yang tidak beres dalam pengerjaan proyek di lapangan. Laporan itu, selanjutnya ditindaklanjuti kecamatan dengan menyampaikan ke DPU agar menyampaikan teguran lebih awal, sehingga ketidakberesan tidak berlarut.
(izz)