Thailand pertahankan suku bunga 2,5%
A
A
A
Sindonews.com - Thailand mempertahankan suku bunga acuan sebesar 2,5 persen di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi terus melambat.
Mereka melihat angka perekonomian negara kerajaan itu mengalami penurunan pada dua kuartal terakhir, sehingga mempertahankan suku bunga yang ditetapkan pada Mei 2013.
"Melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter akan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Paiboon Kittisrikangwan, sekretaris Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral Thailand (MPC), seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (21/8/2013).
Thailand telah menderita kontraksi kuartalan berturut-turut tahun ini, di mana data ekonomi yang dirilis Senin (19/8/2013) lalu, mengalami pelemahan 0,3 persen dalam tiga bulan hingga Juni, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Mengikuti revisi kontraksi 1,7 persen pada kuartal pertama.
Dewan Pembangunan Nasional Ekonomi dan Sosial Thailand mencatat, output manufaktur turun 1,0 persen year-on-year (yoy), akibat terpukul oleh melambatnya permintaan domestik dan pelemahan global.
Bank sentral memperkirakan pemulihan bertahap di AS, China dan Uni Eropa, menambah sedikit risiko inflasi.
"Kami berharap MPC mempertahankan tingkat (suku bunga) saat ini sebesar 2,5 persen hingga akhir tahun," ujar Nalin Chutchotitham, spesialis pasar dan riset ekonomi Kasikornbank.
Mereka melihat angka perekonomian negara kerajaan itu mengalami penurunan pada dua kuartal terakhir, sehingga mempertahankan suku bunga yang ditetapkan pada Mei 2013.
"Melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter akan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Paiboon Kittisrikangwan, sekretaris Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral Thailand (MPC), seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (21/8/2013).
Thailand telah menderita kontraksi kuartalan berturut-turut tahun ini, di mana data ekonomi yang dirilis Senin (19/8/2013) lalu, mengalami pelemahan 0,3 persen dalam tiga bulan hingga Juni, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Mengikuti revisi kontraksi 1,7 persen pada kuartal pertama.
Dewan Pembangunan Nasional Ekonomi dan Sosial Thailand mencatat, output manufaktur turun 1,0 persen year-on-year (yoy), akibat terpukul oleh melambatnya permintaan domestik dan pelemahan global.
Bank sentral memperkirakan pemulihan bertahap di AS, China dan Uni Eropa, menambah sedikit risiko inflasi.
"Kami berharap MPC mempertahankan tingkat (suku bunga) saat ini sebesar 2,5 persen hingga akhir tahun," ujar Nalin Chutchotitham, spesialis pasar dan riset ekonomi Kasikornbank.
(dmd)