IHSG diprediksi masih berkubang di zona merah
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan diprediksi masih berkubang di zona merah lantaran kondisi yang tidak kondusif.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pekan yang berat untuk IHSG, dimana tidak dapat meninggalkan zona merahnya.
"Dalam ulasan sebelumnya, pernah kami sampaikan bahwa kondisi saat ini berbeda dialami IHSG untuk tahun ini, dimana sentimen yang ada tidak sepenuhnya kondusif sehingga pergerakan positif yang diharapkan pasca libur Lebaran tampaknya tidak terjadi," kata dia, Sabtu (24/8/2013).
Sama dengan pekan sebelumnya, meski IHSG sempat menguat, namun karena tidak diimbangi dengan positifnya sentimen yang ada maka hanya dimanfaatkan untuk ambil untung (profit taking).
Bahkan adanya pernyataan, pidato maupun komentar-komentar dari para pejabat yang memperlihatkan seolah-olah bahwa ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang baik tidak membuat kondisi pasar semakin membaik dan yang terjadi sebaliknya dimana pelaku pasar justru memperbesar daya jualnya, sehingga IHSG pun terpaksa terperosok ke lembah merah.
Sepanjang pekan ini, asing tercatat melakukan nett sell sebesar Rp5,72 triliun jauh lebih tinggi dari pekan sebelumnya sebesar Rp1,37 triliun.
Selain itu, masih adanya imbas pelemahan di bursa saham AS dan kurang kondusifnya sentimen yang ada membuat IHSG memperpanjang pelemahannya, terutama untuk nilai tukar rupiah yang terus longsor membuat kondisi makin tidak kondusif dan berimbas pada aksi jual berlebihan dari para investor.
Di sisi lain, adanya aturan GWM-LDR sebesar 78-92 persen dari sebelumnya 100 persen direspon negatif karena dinilai mengurangi likuiditas kredit perbankan.
Sementara pada pekan depan, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.025-4.137 dan resistance 4.235-4.568. IHSG membentuk pola menyerupai seperti downtrend continuation di bawah lower bollinger bands. MACD masih menurun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic bergerak turun di area oversold.
"Sentimen negatif membawa jauh IHSG dari kisaran target support kami (4548-4600). Potensi terkoreksi masih tetap ada jika tidak adanya sentimen-sentimen positif yang dapat mengimbanginya maupun jika tidak adanya upaya untuk menahan pelemahan inidengan menambah likuiditas. Semoga IHSG bisa bertahan di atas target support kami," tutur Reza.
Sedangkan data ekonomi yang perlu diperhatikan, antara lain balance of trade New Zealand; consumer confidence & industrial production KorSel; FDI China; foreign bond investment & inflation rate Jepang; GDP Inggris; consumer confidence, unemployment rate, retail sales & inflation rate Jerman.
Di samping itu, GDP growth rate Spanyol; retail sales Italia; business confidence Perancis; markit service PMI, consumer confidence & markit manufacturing PMI zona Eropa; durable goods order, Chicago PMI, consumer confidence, manufacturing index & initial jobless claims AS; dan lainnya.
Adapun sektor yang direkomendasikan dicermati, yakni pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan properti. Sementara saham yang dapat diperhatikan, yakni INCO, MDLN, LSIP, HRUM, WIKA, TAXI, PTBA, SGRO, CMNP, TLKM, ITMG, AALI, CPGT dan WSKT.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pekan yang berat untuk IHSG, dimana tidak dapat meninggalkan zona merahnya.
"Dalam ulasan sebelumnya, pernah kami sampaikan bahwa kondisi saat ini berbeda dialami IHSG untuk tahun ini, dimana sentimen yang ada tidak sepenuhnya kondusif sehingga pergerakan positif yang diharapkan pasca libur Lebaran tampaknya tidak terjadi," kata dia, Sabtu (24/8/2013).
Sama dengan pekan sebelumnya, meski IHSG sempat menguat, namun karena tidak diimbangi dengan positifnya sentimen yang ada maka hanya dimanfaatkan untuk ambil untung (profit taking).
Bahkan adanya pernyataan, pidato maupun komentar-komentar dari para pejabat yang memperlihatkan seolah-olah bahwa ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang baik tidak membuat kondisi pasar semakin membaik dan yang terjadi sebaliknya dimana pelaku pasar justru memperbesar daya jualnya, sehingga IHSG pun terpaksa terperosok ke lembah merah.
Sepanjang pekan ini, asing tercatat melakukan nett sell sebesar Rp5,72 triliun jauh lebih tinggi dari pekan sebelumnya sebesar Rp1,37 triliun.
Selain itu, masih adanya imbas pelemahan di bursa saham AS dan kurang kondusifnya sentimen yang ada membuat IHSG memperpanjang pelemahannya, terutama untuk nilai tukar rupiah yang terus longsor membuat kondisi makin tidak kondusif dan berimbas pada aksi jual berlebihan dari para investor.
Di sisi lain, adanya aturan GWM-LDR sebesar 78-92 persen dari sebelumnya 100 persen direspon negatif karena dinilai mengurangi likuiditas kredit perbankan.
Sementara pada pekan depan, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.025-4.137 dan resistance 4.235-4.568. IHSG membentuk pola menyerupai seperti downtrend continuation di bawah lower bollinger bands. MACD masih menurun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic bergerak turun di area oversold.
"Sentimen negatif membawa jauh IHSG dari kisaran target support kami (4548-4600). Potensi terkoreksi masih tetap ada jika tidak adanya sentimen-sentimen positif yang dapat mengimbanginya maupun jika tidak adanya upaya untuk menahan pelemahan inidengan menambah likuiditas. Semoga IHSG bisa bertahan di atas target support kami," tutur Reza.
Sedangkan data ekonomi yang perlu diperhatikan, antara lain balance of trade New Zealand; consumer confidence & industrial production KorSel; FDI China; foreign bond investment & inflation rate Jepang; GDP Inggris; consumer confidence, unemployment rate, retail sales & inflation rate Jerman.
Di samping itu, GDP growth rate Spanyol; retail sales Italia; business confidence Perancis; markit service PMI, consumer confidence & markit manufacturing PMI zona Eropa; durable goods order, Chicago PMI, consumer confidence, manufacturing index & initial jobless claims AS; dan lainnya.
Adapun sektor yang direkomendasikan dicermati, yakni pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan properti. Sementara saham yang dapat diperhatikan, yakni INCO, MDLN, LSIP, HRUM, WIKA, TAXI, PTBA, SGRO, CMNP, TLKM, ITMG, AALI, CPGT dan WSKT.
(rna)