BRICS Siap Kumpulkan Dana Bantuan USD100 miliar
A
A
A
JAKARTA - Wakil Gubernur Bank Sentral China (PBOC), Yi Gang mengemukakan, negara yang tergabung dalam BRICS akan menyiapkan dana sebesar USD100 miliar atau Rp1.174 triliun untuk membantu perekonomian global, terutama negara berkembang.
Dilansir dari Reuters, Selasa (26/8/2013), kesepakatan dalam bentuk cadangan mata uang tersebut sedang dibahas oleh anggota BRICS, yaitu Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan di masa mendatang.
Menurut Yi, China akan memberikan bagian yang lebih besar dari dana tersebut. Namun, dia tidak memberikan rincian lengkap. "Ini tidak akan melebihi 50 persen," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, para pemimpin negara BRICS sepakat untuk membentuk bank pembangunan baru selama pertemuan puncak tahunan di kota bagian timur Afrika Selatan, Durban, Selasa (26/3/2013) lalu.
Mereka juga membahas penyatuan cadangan mata uang asing untuk menangkal neraca pembayaran atau krisis mata uang. "Alasan terdalam BRICS hampir pasti penciptaan lembaga baru yang cenderung ke arah negara berkembang," kata Martyn Davies, CEO Frontier Advisory berbasis di Johannesburg.
Negara-negara BRICS, jika dikombinasikan memiliki cadangan mata uang asing sebesar USD4,4 triliun dan akun 43 persen dari populasi dunia, menyerukan perombakan manajemen di Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), yang didirikan di Bretton Woods, New Hampshire, pada 1944.
Mereka menentang praktik pemilihan presiden yang masing-masing ditarik dari AS dan pasar terbesar Eropa. Karena itu, China dkk bersatu mengatasi volatilitas dalam pengembangan mata uang dengan rencana mendirikan lembaga yang dapat mengimbangi peran Bank Dunia dan IMF.
Dilansir dari Reuters, Selasa (26/8/2013), kesepakatan dalam bentuk cadangan mata uang tersebut sedang dibahas oleh anggota BRICS, yaitu Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan di masa mendatang.
Menurut Yi, China akan memberikan bagian yang lebih besar dari dana tersebut. Namun, dia tidak memberikan rincian lengkap. "Ini tidak akan melebihi 50 persen," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, para pemimpin negara BRICS sepakat untuk membentuk bank pembangunan baru selama pertemuan puncak tahunan di kota bagian timur Afrika Selatan, Durban, Selasa (26/3/2013) lalu.
Mereka juga membahas penyatuan cadangan mata uang asing untuk menangkal neraca pembayaran atau krisis mata uang. "Alasan terdalam BRICS hampir pasti penciptaan lembaga baru yang cenderung ke arah negara berkembang," kata Martyn Davies, CEO Frontier Advisory berbasis di Johannesburg.
Negara-negara BRICS, jika dikombinasikan memiliki cadangan mata uang asing sebesar USD4,4 triliun dan akun 43 persen dari populasi dunia, menyerukan perombakan manajemen di Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), yang didirikan di Bretton Woods, New Hampshire, pada 1944.
Mereka menentang praktik pemilihan presiden yang masing-masing ditarik dari AS dan pasar terbesar Eropa. Karena itu, China dkk bersatu mengatasi volatilitas dalam pengembangan mata uang dengan rencana mendirikan lembaga yang dapat mengimbangi peran Bank Dunia dan IMF.
(dmd)