Di Jatim, tempe bungkus kecil dibanderol Rp2.000
A
A
A
Sindonews.com - Seiring naiknya harga kedelai akibat dampak melemahnya nilai rupiah terhadap dolar, harga tempe di pasaran kini juga mulai melonjak. Tidak hanya dikeluhkan konsumen, naik harga tempe di pasaran ini juga dikeluhkan pedagang karena penjualan turun drastis.
Di pasar induk Jatim di Jemundo Taman-Sidoarjo, sebelumnya harga tempe untuk ukuran kecil hanya sekitar Rp1.000 hingga Rp1.400 per bungkusnya, namun kini mencapai Rp2.000 per bungkus untuk tempe setengah matang.
"Sekarang harganya jadi 2 ribu naik dari 1400 per bungkusnya," ujar Hari, pedagang grosir tempe, Selasa (27/8/2013).
Itupun harga grosir yang dijual di pasar induk Jatim. Sementara untuk tempe yang dijual di tingkat eceran mencapai lebih dari Rp2.000 per bungkusnya.
Tidak hanya naik, stok tempe di pasaran kini juga mulai langka karena banyak pedagang sayur yang tidak menjual tempe pasca naiknya harga kedelai.
Di pasar induk Jatim, jika sebelumnya hampir seluruh pedagang sayur menjual tempe, namun kini hanya satu stand saja yang masih menjual tempe. Itupun kondisinya juga terbatas, karena produksi tempe mulai dikurangi karena terus melambungnya harga kedelai impor sebagai bahan baku tempe.
Seiring naiknya harga tempe, masyarakat kini mulai banyak yang meninggalkan tempe sebagai alternatif lauk pauk yang murah untuk makan sehari-hari. "Ya ngeluh, mas karena harga tempe naik tinggi," keluh Indra, salah seorang konsumen.
Kini pedagang maupun konsumen hanya bisa berharap agar pemerintah bisa mengambil tindak lanjut untuk kembali menstabilkan harga kedelai impor. Sehingga harga tempe bisa kembali normal dan kembali dapat digunakan sebagai alternatif lauk pauk yang murah.
Di pasar induk Jatim di Jemundo Taman-Sidoarjo, sebelumnya harga tempe untuk ukuran kecil hanya sekitar Rp1.000 hingga Rp1.400 per bungkusnya, namun kini mencapai Rp2.000 per bungkus untuk tempe setengah matang.
"Sekarang harganya jadi 2 ribu naik dari 1400 per bungkusnya," ujar Hari, pedagang grosir tempe, Selasa (27/8/2013).
Itupun harga grosir yang dijual di pasar induk Jatim. Sementara untuk tempe yang dijual di tingkat eceran mencapai lebih dari Rp2.000 per bungkusnya.
Tidak hanya naik, stok tempe di pasaran kini juga mulai langka karena banyak pedagang sayur yang tidak menjual tempe pasca naiknya harga kedelai.
Di pasar induk Jatim, jika sebelumnya hampir seluruh pedagang sayur menjual tempe, namun kini hanya satu stand saja yang masih menjual tempe. Itupun kondisinya juga terbatas, karena produksi tempe mulai dikurangi karena terus melambungnya harga kedelai impor sebagai bahan baku tempe.
Seiring naiknya harga tempe, masyarakat kini mulai banyak yang meninggalkan tempe sebagai alternatif lauk pauk yang murah untuk makan sehari-hari. "Ya ngeluh, mas karena harga tempe naik tinggi," keluh Indra, salah seorang konsumen.
Kini pedagang maupun konsumen hanya bisa berharap agar pemerintah bisa mengambil tindak lanjut untuk kembali menstabilkan harga kedelai impor. Sehingga harga tempe bisa kembali normal dan kembali dapat digunakan sebagai alternatif lauk pauk yang murah.
(gpr)