Harga minyak sentuh rekor tertinggi dalam 6 bulan
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini melonjak, di mana minyak mentah Brent menyentuh rekor tertinggi dalam enam bulan. Hal ini dipengaruhi kekhawatiran intervensi militer AS di Suriah, setelah Washington memperingatkan rezim Presiden Bashar al-Assad atas tuduhan serangan senjata kimia.
Minyak mentah Brent North Sea pada satu tahap mencapai USD111,92 per barel, titik tertinggi sejak awal Maret. Di mana Brent kemudian diperdagangkan di posisi USD111,81 per barel, naik USD1,08 dibandingkan dengan penutupan kemarin.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 95 sen menjadi USD106,87 per barel pada perdagangan Selasa (27/8/2013).
"Harga minyak mentah rebound pada hari Selasa dengan Brent menuju USD112 per barel, didukung ketegangan terus-menerus di Suriah, menyusul serangan senjata kimia yang diduga akan mendorong aksi militer Barat di wilayah (kaya minyak) Timur Tengah," kata Myrto Sokou, analis senior penelitian broker Sucden, seperti dilansir dari AFP.
Kemarin, Washington telah memperingatkan Suriah akan menghadapi tindakan atas 'pencabulan moral' serangan senjata kimia pekan lalu. Di mana dokter di lembaga medis Without Borders mengungkapkan, aksi tersebut menewaskan sedikitnya 355 orang dengan "gejala neurotoxic".
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem menyatakan, negaranya akan mempertahankan diri jika terjadi serangan militer dari Barat. "Kami memiliki dua pilihan, menyerah atau mempertahankan diri. Pilihan kedua adalah yang terbaik. Kami akan membela diri," tegas Muallem.
Minyak mentah Brent North Sea pada satu tahap mencapai USD111,92 per barel, titik tertinggi sejak awal Maret. Di mana Brent kemudian diperdagangkan di posisi USD111,81 per barel, naik USD1,08 dibandingkan dengan penutupan kemarin.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 95 sen menjadi USD106,87 per barel pada perdagangan Selasa (27/8/2013).
"Harga minyak mentah rebound pada hari Selasa dengan Brent menuju USD112 per barel, didukung ketegangan terus-menerus di Suriah, menyusul serangan senjata kimia yang diduga akan mendorong aksi militer Barat di wilayah (kaya minyak) Timur Tengah," kata Myrto Sokou, analis senior penelitian broker Sucden, seperti dilansir dari AFP.
Kemarin, Washington telah memperingatkan Suriah akan menghadapi tindakan atas 'pencabulan moral' serangan senjata kimia pekan lalu. Di mana dokter di lembaga medis Without Borders mengungkapkan, aksi tersebut menewaskan sedikitnya 355 orang dengan "gejala neurotoxic".
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem menyatakan, negaranya akan mempertahankan diri jika terjadi serangan militer dari Barat. "Kami memiliki dua pilihan, menyerah atau mempertahankan diri. Pilihan kedua adalah yang terbaik. Kami akan membela diri," tegas Muallem.
(dmd)