Tiga emiten BUMN akan buyback saham
Tiga emiten BUMN akan buyback saham
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, aturan pembelian kembali (buyback) saham dengan kemudahan tanpa melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) direspon positif emiten baik BUMN maupun nonBUMN.
Respon positif tersebut terlihat dari beberapa emiten yang sudah menyatakan minatnya untuk melakukan buyback saham.
"Yang minat banyak, mereka (perusahaan) mengatakan ayo kapan ini mulai dilakukan. Secara lisan saat ini yang minat sudah ada tiga perusahaan BUMN. Hari ini mereka (tiga perusahaan BUMN) menyampaikan keterbukaan informasinya kepada OJK dan BEI," kata Nurhaida di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Disinggung perihal identitas para emiten tersebut, Nurhaida enggan berkomentar lebih jauh. "Belum dapat kita sharing ke publik kan baru disampaikan laporan keterbukaan informasinya hari ini," kilahnya dia.
Dengan adanya aturan ini diharapkan, krisis yang tengah terjadi di pasar modal Indonesia dapat teratasi lantaran banyak emiten yang saat ini mempunyai fundamental kuat dan itu sangat mendukung kondisi ekonomi saat ini.
"Bedanya dulu (2008) penurunan kinerja emiten hampir 50 persen, tapi sekarang ini kondisi emiten dengan melihat harga sahamnya juga tinggi dan pertumbuhan ROE (return on equities) yang bagus, ya meski ekonomi global dan dalam negeri turun sekaligus juga menurunkan harga saham mereka juga," pungkasnya.
Respon positif tersebut terlihat dari beberapa emiten yang sudah menyatakan minatnya untuk melakukan buyback saham.
"Yang minat banyak, mereka (perusahaan) mengatakan ayo kapan ini mulai dilakukan. Secara lisan saat ini yang minat sudah ada tiga perusahaan BUMN. Hari ini mereka (tiga perusahaan BUMN) menyampaikan keterbukaan informasinya kepada OJK dan BEI," kata Nurhaida di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Disinggung perihal identitas para emiten tersebut, Nurhaida enggan berkomentar lebih jauh. "Belum dapat kita sharing ke publik kan baru disampaikan laporan keterbukaan informasinya hari ini," kilahnya dia.
Dengan adanya aturan ini diharapkan, krisis yang tengah terjadi di pasar modal Indonesia dapat teratasi lantaran banyak emiten yang saat ini mempunyai fundamental kuat dan itu sangat mendukung kondisi ekonomi saat ini.
"Bedanya dulu (2008) penurunan kinerja emiten hampir 50 persen, tapi sekarang ini kondisi emiten dengan melihat harga sahamnya juga tinggi dan pertumbuhan ROE (return on equities) yang bagus, ya meski ekonomi global dan dalam negeri turun sekaligus juga menurunkan harga saham mereka juga," pungkasnya.
(rna)
Explore More