Tunggu rupiah stabil, perajin rajut kurangi produksi
A
A
A
Sindonews.com - Pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menunggu upaya pemerintah menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS agar iklim usaha kembali normal.
Perajin rajut Binong Jati Bandung, Rudi Chaniago mengatakan, pihaknya terpaksa mengurangi volume produksi sembari menunggu stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, yang diharapkan berdampak pada turunnya harga benang.
Perajin, lanjut dia, bisa saja menaikkan harga jual produk rajut kepada konsumen. Namun, dia khawatir daya beli masyarakat menurun.
Saat ini, Rudi lebih memilih mengurangi kapasitas produksi, sembil melakukan lobi-lobi kepada pedagang untuk menaikkan harga produk rajutan dari Rp300 ribu/lusin menjadi Rp320 ribu/lusin.
“Inipun masih menunggu respon pasar seperti apa. Kalau ternyata tidak memungkinkan, ya kita kurangi produksi saja,” ujar dia, Rabu (28/8/2013).
Pengurangan volume produksi, lanjut Rudi, juga dilakukan perjain rajut Binongjati lainnya. Terutama pengusaha yang memiliki mesin antara 10-30 unit. Tapi untuk pengusaha kecil dengan mesin maksimal 5 unit, sebagiannya menghentikan produksi, dan hanya berproduksi berdasarkan pesanan.
Perajin rajut Binong Jati Bandung, Rudi Chaniago mengatakan, pihaknya terpaksa mengurangi volume produksi sembari menunggu stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, yang diharapkan berdampak pada turunnya harga benang.
Perajin, lanjut dia, bisa saja menaikkan harga jual produk rajut kepada konsumen. Namun, dia khawatir daya beli masyarakat menurun.
Saat ini, Rudi lebih memilih mengurangi kapasitas produksi, sembil melakukan lobi-lobi kepada pedagang untuk menaikkan harga produk rajutan dari Rp300 ribu/lusin menjadi Rp320 ribu/lusin.
“Inipun masih menunggu respon pasar seperti apa. Kalau ternyata tidak memungkinkan, ya kita kurangi produksi saja,” ujar dia, Rabu (28/8/2013).
Pengurangan volume produksi, lanjut Rudi, juga dilakukan perjain rajut Binongjati lainnya. Terutama pengusaha yang memiliki mesin antara 10-30 unit. Tapi untuk pengusaha kecil dengan mesin maksimal 5 unit, sebagiannya menghentikan produksi, dan hanya berproduksi berdasarkan pesanan.
(gpr)