Pengusaha tahu-tempe kurangi ukuran dan naikkan harga

Kamis, 29 Agustus 2013 - 12:07 WIB
Pengusaha tahu-tempe...
Pengusaha tahu-tempe kurangi ukuran dan naikkan harga
A A A
Sindonews.com - Dampak kenaikan harga kedelai akibat merosotnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir juga dirasakan para pengusaha tahu tempe di Kabupaten Enrekang.

Mereka terpaksa mengurangi ukuran tahu dan tempe agar tidak mengalami kerugian. "Kami terpaksa mengurangi ukuran tahu dan tempe dari ukuran normal sejak harga kedelai naik," ujar Widodo, pengusaha tahu tempe Sumber Urip di kelurahan Pusseren, Enrekang, Kamis (29/8/2013).

Selain mengurangi ukuran produksi, pengusaha tahu-tempe juga terpaksa menaikkan harga agar tidak merugi. Harga tahu sebelumnya Rp500 per potong naik menjadi Rp1.000 per potong. Begitu juga dengan harga tempe naik menjadi Rp2.500 per potong yang sebelumnya Rp2.000 per potong.

"Sering kali konsumen mengeluhkan ukuran tahu tempe yang lebih kecil. Itu kami lakukan agar kami tetap bisa membeli bahan baku," jelasnya.

Dia mengku menggunakan kedelai impor dari Amerika Serikat yang harganya saat ini sudah menembus angka Rp9.500 per kilogram (kg). Sebelum nilai tukar rupiah merosot, dia membeli kedelai impor hanya Rp7.000 per kg. Pihaknya mengakui, jika menggunakan kedelai lokal, sari kedelai yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan menggunakan kedelai impor.

Widodo berharap pemerintah segera mencari solusi guna menstabilkan harga kedelai impor. Apabila harga kedelai impor terus melambung, pengusaha tahu dan tempe yang ada di Enrekang bisa gulung tikar karena tidak mampu membeli bahan baku.

"Kami berharap, harga kedelai impor bisa stabil kembali sehingga pengusaha tahu dan tempe tetap berporduksi," katanya.

Kepala pemasaran usaha tahu tempe Sumber Urip Kabupaten Enrekang, Daman menyatakan, dalam satu hari bisa memproduksi tahu sebanyak 1,5 kuintal. Sementara, tempe yang diproduksi sebanyak satu kuintal dalam sehari. Dalam satu hari, kebutuhan kedelai impor yang dibutuhkan usaha Sumber Urip untuk memproduksi tahu dan tempe minimal 250 kg.

Meski harga kedelai impor terus mengalami kenaikan, pihaknya belum melakukan pengurangan karyawan. Saat ini, usaha tahu dan tempe Sumber Urip yang merupakan salah satu usaha tahu tempe terbesar di Kabupaten Enrekang memiliki tujuh karyawan.

"Saat ini belum ada pengurangan karyawan. Tapi jika harga kedelai terus naik, kemungkinan karyawan akan dikurangi bisa terjadi. Bahkan, usaha kami bisa tutup karena tingginya harga bahan baku," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8134 seconds (0.1#10.140)