Rupiah siang ini melemah
A
A
A
Sindonews.com - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada diang ini melemah setelah IMF memproyeksikan inflasi tahunan Indonesia bisa menembus 9,5 persen.
Data Bloomberg siang ini mencatat rupiah berada di level Rp11.353/USD, melemah dibanding pagi tadi yang berada di level Rp11.247/USD. Posisi tersebut juga melemah bila dibanding akhir pekan kemarin di level Rp11.184/USD.
Sementara data yahoofinance mencatat bahwa mata uang domestik berada di Rp10.915/USD dengan kisaran Rp10.940/USD. Sementara Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah hari ini diperdagangkan pada harga Rp10.918/USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, perhatian pelaku pasar hari ini tertuju pada data makro yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), seperti inflasi dan neraca perdagangan. Namun, proyeksi IMF terhadap perekonomian Indonesia membuat nilai tukar rupiah kembali melemah.
Sementara Kepala Riset Trust Securities REza Priyambada sebelumnya menuturkan, sentimen positif yang ada di dalam negeri terhalangi sejumlah sentimen dari luar negeri.
Misalnya, data penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca dirilis penurunan klaim pengangguran yang disertai dengan peningkatan GDP growth rate QoQ, sehingga penguatan data-data tersebut maka ekspektasi pengurangan stimulus kian besar.
Selain hasil rilis inflasi, sentimen lainnya yang mempengaruhi laju rupiah adalah akan diadakannya pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Bank Indonesia pada Kamis (12/9/2013) dan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) (19/9/2013).
Data Bloomberg siang ini mencatat rupiah berada di level Rp11.353/USD, melemah dibanding pagi tadi yang berada di level Rp11.247/USD. Posisi tersebut juga melemah bila dibanding akhir pekan kemarin di level Rp11.184/USD.
Sementara data yahoofinance mencatat bahwa mata uang domestik berada di Rp10.915/USD dengan kisaran Rp10.940/USD. Sementara Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah hari ini diperdagangkan pada harga Rp10.918/USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, perhatian pelaku pasar hari ini tertuju pada data makro yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), seperti inflasi dan neraca perdagangan. Namun, proyeksi IMF terhadap perekonomian Indonesia membuat nilai tukar rupiah kembali melemah.
Sementara Kepala Riset Trust Securities REza Priyambada sebelumnya menuturkan, sentimen positif yang ada di dalam negeri terhalangi sejumlah sentimen dari luar negeri.
Misalnya, data penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca dirilis penurunan klaim pengangguran yang disertai dengan peningkatan GDP growth rate QoQ, sehingga penguatan data-data tersebut maka ekspektasi pengurangan stimulus kian besar.
Selain hasil rilis inflasi, sentimen lainnya yang mempengaruhi laju rupiah adalah akan diadakannya pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Bank Indonesia pada Kamis (12/9/2013) dan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) (19/9/2013).
(rna)