Angka rumah tangga usaha pertanian anjlok 5,04 juta
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah rumah tangga yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian pada Agustus 2013 sebesar 26,13 juta rumah tangga atau menurun 5,04 juta dibanding 2003 sebesar 31,17 juta rumah tangga.
Untuk diketahui jumlah rumah tangga pertanian adalah jumlah keseluruhan rumah tangga yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian (petani) dan bukan untuk tanaman pangan konsumsi pribadi.
"Ini sejalan, dalam teori ekonomi suatu negara semakin maju makin tergeser dari pertanian ke industri, konstruksi, dan sebagainya," ujar Kepala BPS, Suryamin, Senin (2/9/2013).
Suryamin mengatakan, penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling besar terjadi di Pulau Jawa dari 57,48 persen pada 2003 turun menjadi 51,38 persen pada 2013.
"Sedangkan persentase luar Jawa naik dari 42,52 persen pada 2003 menjadi 48,62 persen pada 2013. Berarti di pulau Jawa ini banyak terjadi alih fungsi," jelas dia.
Sedangkan Provinsi yang mengalami kenaikan usaha rumah tangga pertanian adalah Papua dengan kenaikan 158.100 usaha rumah tangga pertanian semenjak 2003.
"Sedangkan Jawa Tengah mengalami penurunan 1,47 juta dibandingkan 2003," pungkas Suryamin.
Untuk diketahui jumlah rumah tangga pertanian adalah jumlah keseluruhan rumah tangga yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian (petani) dan bukan untuk tanaman pangan konsumsi pribadi.
"Ini sejalan, dalam teori ekonomi suatu negara semakin maju makin tergeser dari pertanian ke industri, konstruksi, dan sebagainya," ujar Kepala BPS, Suryamin, Senin (2/9/2013).
Suryamin mengatakan, penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling besar terjadi di Pulau Jawa dari 57,48 persen pada 2003 turun menjadi 51,38 persen pada 2013.
"Sedangkan persentase luar Jawa naik dari 42,52 persen pada 2003 menjadi 48,62 persen pada 2013. Berarti di pulau Jawa ini banyak terjadi alih fungsi," jelas dia.
Sedangkan Provinsi yang mengalami kenaikan usaha rumah tangga pertanian adalah Papua dengan kenaikan 158.100 usaha rumah tangga pertanian semenjak 2003.
"Sedangkan Jawa Tengah mengalami penurunan 1,47 juta dibandingkan 2003," pungkas Suryamin.
(izz)