Lebaran dongkrak inflasi Agustus DIY

Senin, 02 September 2013 - 17:38 WIB
Lebaran dongkrak inflasi...
Lebaran dongkrak inflasi Agustus DIY
A A A
Sindonews.com - Inflasi di DI Yogyakarta (DIY) pada Agustus mencapai 0,87 persen. Meskipun turun dari 2,58 persen di bulan Juli, namun inflasi ini masih tergolng tinggi.

Salah satu faktor yang memberikan kontribusi tinggi pada inflasi ini adalah meningkatnya permintaan barang dan jasa saat Lebaran. Kondisi diperparah dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Dampak kenaikan BBM sudah mulai mereda pada Agustus ini tetapi masih ada. Inflasi ini banyak dipengaruhi permintaan barang saat Lebaran dan melemahnya nilai tukar rupiah," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Wien Kusdiatmono, Senin (2/9/2013).

Hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi semuanya mengalami peningkatan. Tertinggi diberikan kelompok bahan makanan jadi naik 1,8 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,92 persen, perumahan air listrik dan gas naik 0,45 persen, sandang naik 1,40 persen kesehatan naik 0,16 persen.

Selain itu, kelompok rekreasi, pendidikan dan olah raga naik 0,47 persen dan kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan naik 0,62 persen.

Menurutnya, kelompok bahan makanan memberi prosentase sumbangan terbesar inflasi sebesar 0,36 persen. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga memberi andil terjadinya inflasi.

Bawang merah yang mengalami kenaikan 13,30 persen memberikan andil paling besar dengan prosentase 0,09 persen. Komoditas yang memberikan andil tertinggi adalah kenaikan tarif listrik yang naik 4,29 dengan andil 0,11 persen, dan sate naik 9,14 dengan andil 0,08 persen.

Sementara, emas perhiasan juga naik 5,06 dengan andil 0,07 persen, jeruk naik 8,47 andil, 0,06 persen. Meski demikian, ada juga beberapa kelompok barang yang harganya justru mengalami penurunan dan memberikan andil negatif. Misalnya bawang putih turun 2,34 persen dengan andil -0,07.

Begitu pula cabai rawit turun 9,27 dengan andil -0,02 persen, dan beberapa komoditas sayuran seprti bayam, wortel dan juga kacang panjang.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Arief Budi Santoso mengatakan, penurunan nilai tukar rupiah terhadap USD ikut menyumbang inflai, diantaranya dari komoditas jeruk dan harga emas dan perhiasan.

DIa menuturkan, jeruk banyak diimport, sedangkan emas yang naik mendorong masyarakat melakukan investasi emas. "Meski masih tinggi, tetapi kita di bawah nasional dan berada di urutan 12 dari bawah," kata Arief yang juga ketua III Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0715 seconds (0.1#10.140)