Gakoptindo berharap Bulog memonopoli kedelai
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syariffudin menilai, tata niaga kedelai yang diterapkan sebelum tahun 1998 lebih sehat dan kompetitif, serta membawa Indonesia pada swasembada kedelai.
Pasalnya, ketika itu Bulog diberikan wewenang penuh untuk memonopoli dan mengintervensi penuh kedelai sehingga baik pasokan maupun harga dapat terkendali.
Tetapi pasca tahun 1998 dimana International Monetary Fund (IMF) yang memerintahkan Pemerintah membuka perdagangan bebas dan melepaskan monopoli Bulog, maka kedelai impor mulai membanjiri Indonesia.
"Setelah tahun 1998 ada (kebijakan) IMF tentang perdagangan bebas, Bulog tidak menangani lagi dan diberikan kepada importir. Mulai saat itu sampai saat ini kedelai tersedia tapi dari impor," ujarnya dalam public hearing antara Gakoptindo, importir, serta pemerintah di Gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Aip melanjutkan, saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp9.000 hingga Rp10.000 dan merupakan angka tertinggi dalam sejarah harga kedelai.
Oleh karena itu Gakoptindo berharap Bulog dilibatkan kembali untuk berperan serta dalam mengatur tata niaga kedelai agar masa-masa keemasan swasembada kedelai kembali lagi.
"Kami harap pemerintah bisa kembali mengajak Bulog mengatur tata niaga kedelai bekerja sama dengan para importir untuk mewujudkan swasembada kedelai," pungkasnya.
Pasalnya, ketika itu Bulog diberikan wewenang penuh untuk memonopoli dan mengintervensi penuh kedelai sehingga baik pasokan maupun harga dapat terkendali.
Tetapi pasca tahun 1998 dimana International Monetary Fund (IMF) yang memerintahkan Pemerintah membuka perdagangan bebas dan melepaskan monopoli Bulog, maka kedelai impor mulai membanjiri Indonesia.
"Setelah tahun 1998 ada (kebijakan) IMF tentang perdagangan bebas, Bulog tidak menangani lagi dan diberikan kepada importir. Mulai saat itu sampai saat ini kedelai tersedia tapi dari impor," ujarnya dalam public hearing antara Gakoptindo, importir, serta pemerintah di Gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Aip melanjutkan, saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp9.000 hingga Rp10.000 dan merupakan angka tertinggi dalam sejarah harga kedelai.
Oleh karena itu Gakoptindo berharap Bulog dilibatkan kembali untuk berperan serta dalam mengatur tata niaga kedelai agar masa-masa keemasan swasembada kedelai kembali lagi.
"Kami harap pemerintah bisa kembali mengajak Bulog mengatur tata niaga kedelai bekerja sama dengan para importir untuk mewujudkan swasembada kedelai," pungkasnya.
(gpr)