Kadin desak pemerintah subsidi harga kedelai
A
A
A
Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah menyubsidi harga kedelai selama nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Ketua Komite Tetap Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Kadin Indonesia, Thomas Darmawan mengatakan, subsidi yang sebaiknya dilakukan pemerintah adalah subsidi harga, bukan subsidi benih kedelai.
Menurutnya, subsidi benih memakan waktu yang lebih panjang sampai dengan panen. Karena itu, pemerintah diminta dapat memberikan subsidi harga kedelai.
"Yang harus dilakukan adalah subsidi harga, dan jangan subsidi benih lah, terlalu lama itu," ujarnya di Kedutaan Besar Thailand, Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Thomas juga menawarkan model sbsidi berupa insentif modal bagi para perajin tahu dan tempe, karena paling terpukul atas melemahnya rupiah terhadap USD saat ini.
"Kalau modalnya sekarang Rp100 juta, dulu belinya sekilo kedelai masih Rp7 ribu sampai Rp9 ribu dapat 100 ton. Sekarang mendadak harga kedelai jadi Rp11 ribu per kilogram, kan jadi habis modal mereka," jelas dia.
Pihaknya juga mengamati beberapa perajin tahu dan tempe, yang terkadang secara terpoaksa menyiasati tingginya harga kedelai dengan mencampurkan jagung atau kacang lubin sebagai campuran tahu dan tempe.
Namun, kata dia, hal tersebut akan mengurangi kualitas tahu dan tempe. "Memang tidak bagus kalau diganti-ganti. Jadi ke depan sebaiknya pemerintah lakukan subsidi harga kedelai saja," pungkas Thomas.
Ketua Komite Tetap Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Kadin Indonesia, Thomas Darmawan mengatakan, subsidi yang sebaiknya dilakukan pemerintah adalah subsidi harga, bukan subsidi benih kedelai.
Menurutnya, subsidi benih memakan waktu yang lebih panjang sampai dengan panen. Karena itu, pemerintah diminta dapat memberikan subsidi harga kedelai.
"Yang harus dilakukan adalah subsidi harga, dan jangan subsidi benih lah, terlalu lama itu," ujarnya di Kedutaan Besar Thailand, Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Thomas juga menawarkan model sbsidi berupa insentif modal bagi para perajin tahu dan tempe, karena paling terpukul atas melemahnya rupiah terhadap USD saat ini.
"Kalau modalnya sekarang Rp100 juta, dulu belinya sekilo kedelai masih Rp7 ribu sampai Rp9 ribu dapat 100 ton. Sekarang mendadak harga kedelai jadi Rp11 ribu per kilogram, kan jadi habis modal mereka," jelas dia.
Pihaknya juga mengamati beberapa perajin tahu dan tempe, yang terkadang secara terpoaksa menyiasati tingginya harga kedelai dengan mencampurkan jagung atau kacang lubin sebagai campuran tahu dan tempe.
Namun, kata dia, hal tersebut akan mengurangi kualitas tahu dan tempe. "Memang tidak bagus kalau diganti-ganti. Jadi ke depan sebaiknya pemerintah lakukan subsidi harga kedelai saja," pungkas Thomas.
(izz)