APEC bisa motivasi perempuan maju di bidang industri
A
A
A
Sindonews.com - Ajang Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang digelar di Nusa Dua, Bali (6-8) diharapkan bisa memberikan kesempatan semakin luas kepada perempuan pelaku industri rumahan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, hadirnya para CEO berbagai perusahaan nasional maupun internasional jadi ajang kesempatan yang sangat potensial kepada perempuan untuk makin meluaskan bisnis industri rumahan. Negara maju juga diimbau membuka kesempatan yang semakin luas kepada negara berkembang.
Menurut Linda, mengutip data Bank Dunia tahun 2010 ada sekitar 6 juta perempuan pelaku industri kecil rumahan di wilayah Asia Timur. Dari jumlah tersebut sekitar 59,7 persen bergerak di bidang pertanian, 22,5 persen di bidang restaurant dan hotel, 6,8 persen di bidang industri dan sisanya 5,3 persen di bidang jasa.
“Indonesia yang sudah ketiga kalinya menjadi tuan rumah APEC pada tahun ini mengambil tema Women As Economic Driver. APEC kali ini juga berbarengan dengan APEC Small Medium Enterprises Working Group (SMEWG)," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Linda memaparkan, tema ini menjadi gambaran jelas bahwa 96 persen pelaku usaha adalah jenis UKM dimana 60 persennya adalah perempuan. Tahun ini diprediksi kami hanya sekitar 300 peserta saja yang menjadi peserta namun ternyata dari 20 negara ekonomi dan 4 organisasi pengamat pesertanya menjadi 800 orang. Dimana di antaranya datang dari swasta, akademisi, tokoh perempuan dari organisasi.
"Bahkan Kementerian kami khusus akan membuka kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk makin meningkatkan akses perempuan di bidang UKM,” ujarnya.
Indonesia, lanjut dia sangat komit terhadap kemajuan perempuan dan kaitan dengan isu pemberdayaan gender di setiap bidang. Ekonomi menjadi kunci dari model pemberdayaan perempuan. Di Indonesia sudah banyak kemajuan yang dicapai perempuan di bidang pembangunan ekonomi, terlebih Indonesia juga memiliki pengaruh yang besar di wilayah regional Asia Pasifik.
APEC juga memberikan kesempatan kepada negara peserta untuk saling membina hubungan bilateral antarnegara. Jepang, Australia dan China Taipei sudah lakukan pembicaraan khusus dengan Menteri Linda Gumelar terkait program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di antaranya pemberian beasiswa untuk staf Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, studi banding Kota/Kabupaten Layak Anak dan pelatihan untuk pengarusutamaan gender.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, hadirnya para CEO berbagai perusahaan nasional maupun internasional jadi ajang kesempatan yang sangat potensial kepada perempuan untuk makin meluaskan bisnis industri rumahan. Negara maju juga diimbau membuka kesempatan yang semakin luas kepada negara berkembang.
Menurut Linda, mengutip data Bank Dunia tahun 2010 ada sekitar 6 juta perempuan pelaku industri kecil rumahan di wilayah Asia Timur. Dari jumlah tersebut sekitar 59,7 persen bergerak di bidang pertanian, 22,5 persen di bidang restaurant dan hotel, 6,8 persen di bidang industri dan sisanya 5,3 persen di bidang jasa.
“Indonesia yang sudah ketiga kalinya menjadi tuan rumah APEC pada tahun ini mengambil tema Women As Economic Driver. APEC kali ini juga berbarengan dengan APEC Small Medium Enterprises Working Group (SMEWG)," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Linda memaparkan, tema ini menjadi gambaran jelas bahwa 96 persen pelaku usaha adalah jenis UKM dimana 60 persennya adalah perempuan. Tahun ini diprediksi kami hanya sekitar 300 peserta saja yang menjadi peserta namun ternyata dari 20 negara ekonomi dan 4 organisasi pengamat pesertanya menjadi 800 orang. Dimana di antaranya datang dari swasta, akademisi, tokoh perempuan dari organisasi.
"Bahkan Kementerian kami khusus akan membuka kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk makin meningkatkan akses perempuan di bidang UKM,” ujarnya.
Indonesia, lanjut dia sangat komit terhadap kemajuan perempuan dan kaitan dengan isu pemberdayaan gender di setiap bidang. Ekonomi menjadi kunci dari model pemberdayaan perempuan. Di Indonesia sudah banyak kemajuan yang dicapai perempuan di bidang pembangunan ekonomi, terlebih Indonesia juga memiliki pengaruh yang besar di wilayah regional Asia Pasifik.
APEC juga memberikan kesempatan kepada negara peserta untuk saling membina hubungan bilateral antarnegara. Jepang, Australia dan China Taipei sudah lakukan pembicaraan khusus dengan Menteri Linda Gumelar terkait program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di antaranya pemberian beasiswa untuk staf Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, studi banding Kota/Kabupaten Layak Anak dan pelatihan untuk pengarusutamaan gender.
(gpr)