Gejolak ekonomi global tak surutkan investasi di RI
A
A
A
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden Indobesia bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah mengatakan, di tengah gejolak keuangan dunia yang terjadi akhir-akhir ini tidak menyurutkan investasi di Indonesia.
Misalnya, kata dia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi semester I/2013 meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Menurut Firmanzah, investor domestik perlahan tapi pasti mampu bersaing dan mengambil porsi lebih besar dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, investasi di luar pulau Jawa juga terus menagalami peningkatan.
"Investasi di sektor riil dan infrastruktur dapat menjaga momentum penciptaan lapangan kerja dan keamanan-pekerjaan di Indonesia," kata dia seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Senin (9/9/2013).
Karena itu, kata dia, tidak berlebihan bila World Economy Forum (WEF) pada pekan lalu, menaikkan secara tajam peringkat daya saing Indonesia menjadi 38 dari peringkat 50 pada 2012. Kenaikan ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kenaikan peringkat tertinggi untuk daya saing dan mengungguli empat dari lima negara BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, WEF mengidentifikasi 10 dari 12 ukuran penilaian daya saing Indonesia mendapatkan hasil yang meningkat dan membaik. WEF menilai pembangunan infrastruktur di Indonesia terus membaik seperti peningkatan kualitas jalan, penyediaan air bersih, pelabuhan, pembangkit listrik, dan fasilitas lain.
Selain itu, WEF juga menilai kondisi makro ekonomi Indonesia terjaga dengan baik dengan pertumbuhan positif dan stabil. WEF juga mengapresiasi pembangunan Iptek di Indonesia, di samping keberhasilan dalam perbaikan tata kelola pemerintahan.
Firmanzah mengakui, sebagian proses percepatan pembangunan masih memerlukan waktu untuk terlihat hasilnya. Namun, dia meyakini, pemerintah akan terus mendorong penguatan struktur dan fundamental ekonomi di samping sejumlah program pembangunan yang sedang berjalan.
"Partisipasi, kontribusi dan sinergi dari seluruh elemen bangsa tentunya akan sangat membantu dalam proses pembangunan ini. Dan yang terpenting peningkatan daya saing nasional dapat terus dilakukan agar Indonesia lebih siap lagi menghadapi persaingan di tingkat global," pungkas Firmanzah.
Misalnya, kata dia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi semester I/2013 meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Menurut Firmanzah, investor domestik perlahan tapi pasti mampu bersaing dan mengambil porsi lebih besar dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, investasi di luar pulau Jawa juga terus menagalami peningkatan.
"Investasi di sektor riil dan infrastruktur dapat menjaga momentum penciptaan lapangan kerja dan keamanan-pekerjaan di Indonesia," kata dia seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Senin (9/9/2013).
Karena itu, kata dia, tidak berlebihan bila World Economy Forum (WEF) pada pekan lalu, menaikkan secara tajam peringkat daya saing Indonesia menjadi 38 dari peringkat 50 pada 2012. Kenaikan ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kenaikan peringkat tertinggi untuk daya saing dan mengungguli empat dari lima negara BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, WEF mengidentifikasi 10 dari 12 ukuran penilaian daya saing Indonesia mendapatkan hasil yang meningkat dan membaik. WEF menilai pembangunan infrastruktur di Indonesia terus membaik seperti peningkatan kualitas jalan, penyediaan air bersih, pelabuhan, pembangkit listrik, dan fasilitas lain.
Selain itu, WEF juga menilai kondisi makro ekonomi Indonesia terjaga dengan baik dengan pertumbuhan positif dan stabil. WEF juga mengapresiasi pembangunan Iptek di Indonesia, di samping keberhasilan dalam perbaikan tata kelola pemerintahan.
Firmanzah mengakui, sebagian proses percepatan pembangunan masih memerlukan waktu untuk terlihat hasilnya. Namun, dia meyakini, pemerintah akan terus mendorong penguatan struktur dan fundamental ekonomi di samping sejumlah program pembangunan yang sedang berjalan.
"Partisipasi, kontribusi dan sinergi dari seluruh elemen bangsa tentunya akan sangat membantu dalam proses pembangunan ini. Dan yang terpenting peningkatan daya saing nasional dapat terus dilakukan agar Indonesia lebih siap lagi menghadapi persaingan di tingkat global," pungkas Firmanzah.
(izz)