Pengangguran di Cirebon capai 140 ribu orang
A
A
A
Sindonews.com - Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi kebutuhan pengguna tenaga kerja (perusahaan) dibanding lulusan jenjang pendidikan lainnya, seperti diploma maupun sarjana, dalam job fair yang digelar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, Selasa (10/9/2013).
Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Deni Agustin menyebutkan, jumlah lowongan yang disediakan dalam job fair tersebut sekitar 2.500 orang dari 36 perusahaan yang berpartisipasi, baik asal Kabupaten Cirebon maupun daerah lain di sekitarnya.
Lowongan dibuka bagi lulusan segala jenjang pendidikan, baik tingkat SMA sederajat hingga sarjana. "Tapi yang paling banyak dicari lulusan SMK," kata dia saat ditemui usai pembukaan job fair yang digelar hari ini hingga Kamis (12/9/2013) di UPT Pelatihan Kerja, Kecamatan Plumbon, Cirebon.
Dari jumlah lowongan 2.500 orang, sekitar 1.500 orang diantaranya berupa lowongan dalam negeri dan sisanya luar negeri. Perusahaan yang berpartisipasi dalam job fair itu terdiri dari beragam bidang, seperti industri, perbankan, manufaktur, perhotelan, dan lainnya.
Dia mengakui, pengangguran di Kabupaten Cirebon masih merata di seluruh pedesaan dengan angka sekitar 140 ribu jiwa. Job fair ini merupakan yang pertama digelar dan direncanakan rutin setiap tahun dengan peningkatan jumlah perusahaan.
Bupati Cirebon, Dedi Supardi yang membuka kegiatan diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Dudung Mulyana menyatakan, pencari kerja tak seimbang dibanding kesempatan kerja. Hal ini setidaknya ditunjukkan dengan masih besarnya angkatan kerja, 907.699 jiwa dari jumlah penduduk Kabupaten Cirebon yang mencapai sekitar 2,2juta.
"Baik kesempatan kerja maupun informasi kerja masih minim sehingga munculah pengangguran," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, perusahaan yang berada di Kabupaten Cirebon ditekankan untuk mengutamakan pencari kerja lokal. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat Kabupaten Cirebon pun terbantu peningkatannya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Erus Rusmana mengatakan, pencari kerja terbanyak pun berupa lulusan SMK. Hal ini berkaitan pula dengan jumlah SMK di Kabupaten Cirebon yang lebih banyak dibanding SMA dan sekolah sederajat lainnya.
"SMK Negeri ada sekitar tujuh sekolah, sedangkan SMK swasta ada 99 sekolah. Jumlah itu lebih banyak dibanding SMA," tutur dia.
Meski diikuti puluhan perusahaan, para pencari kerja sendiri rata-rata masih bersikap selektif. Salah satunya dilakukan Muhammad Iqbal, warga Samadikun, Kota Cirebon, yang tercatat sebagai lulusan SMKN 1 Kota Cirebon tahun ini.
Meski telah menemukan perusahaan yang membutuhkan tenaga dengan jurusan Bangunan seperti kemampuan yang dimilikinya, dia mengaku masih belum cocok. Sebagai lulusan yang terhitung masih baru, secara pribadi dia belum dapat memastikan jenis pekerjaan yang diinginkannya.
"Ada dua perusahaan yang buka lowongan untuk jurusan bangunan, tapi belum cocok. Jadi mau lihat-lihat lainnya dulu," kata dia.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Deni Agustin menyebutkan, jumlah lowongan yang disediakan dalam job fair tersebut sekitar 2.500 orang dari 36 perusahaan yang berpartisipasi, baik asal Kabupaten Cirebon maupun daerah lain di sekitarnya.
Lowongan dibuka bagi lulusan segala jenjang pendidikan, baik tingkat SMA sederajat hingga sarjana. "Tapi yang paling banyak dicari lulusan SMK," kata dia saat ditemui usai pembukaan job fair yang digelar hari ini hingga Kamis (12/9/2013) di UPT Pelatihan Kerja, Kecamatan Plumbon, Cirebon.
Dari jumlah lowongan 2.500 orang, sekitar 1.500 orang diantaranya berupa lowongan dalam negeri dan sisanya luar negeri. Perusahaan yang berpartisipasi dalam job fair itu terdiri dari beragam bidang, seperti industri, perbankan, manufaktur, perhotelan, dan lainnya.
Dia mengakui, pengangguran di Kabupaten Cirebon masih merata di seluruh pedesaan dengan angka sekitar 140 ribu jiwa. Job fair ini merupakan yang pertama digelar dan direncanakan rutin setiap tahun dengan peningkatan jumlah perusahaan.
Bupati Cirebon, Dedi Supardi yang membuka kegiatan diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Dudung Mulyana menyatakan, pencari kerja tak seimbang dibanding kesempatan kerja. Hal ini setidaknya ditunjukkan dengan masih besarnya angkatan kerja, 907.699 jiwa dari jumlah penduduk Kabupaten Cirebon yang mencapai sekitar 2,2juta.
"Baik kesempatan kerja maupun informasi kerja masih minim sehingga munculah pengangguran," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, perusahaan yang berada di Kabupaten Cirebon ditekankan untuk mengutamakan pencari kerja lokal. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat Kabupaten Cirebon pun terbantu peningkatannya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Erus Rusmana mengatakan, pencari kerja terbanyak pun berupa lulusan SMK. Hal ini berkaitan pula dengan jumlah SMK di Kabupaten Cirebon yang lebih banyak dibanding SMA dan sekolah sederajat lainnya.
"SMK Negeri ada sekitar tujuh sekolah, sedangkan SMK swasta ada 99 sekolah. Jumlah itu lebih banyak dibanding SMA," tutur dia.
Meski diikuti puluhan perusahaan, para pencari kerja sendiri rata-rata masih bersikap selektif. Salah satunya dilakukan Muhammad Iqbal, warga Samadikun, Kota Cirebon, yang tercatat sebagai lulusan SMKN 1 Kota Cirebon tahun ini.
Meski telah menemukan perusahaan yang membutuhkan tenaga dengan jurusan Bangunan seperti kemampuan yang dimilikinya, dia mengaku masih belum cocok. Sebagai lulusan yang terhitung masih baru, secara pribadi dia belum dapat memastikan jenis pekerjaan yang diinginkannya.
"Ada dua perusahaan yang buka lowongan untuk jurusan bangunan, tapi belum cocok. Jadi mau lihat-lihat lainnya dulu," kata dia.
(izz)