Ini strategi Siloam hadapi depresiasi rupiah
A
A
A
Sindonews.com - Guna menyiasati tekanan atas depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berencana menaikkan harga atau tarif layanan kesehatan yang diberikannya sebesar 3,5-5 persen.
Group President Director Siloam Gershu Paul mengatakan, kenaikan tarif yang akan diterapkan rumah sakit sedianya tidak akan dilakukan tahun ini.
"Mungkin tahun depan," terangnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Sementara itu, Chief Operating Medical Officer Siloam Grace Frelita mengungkapkan, strategi lain yang dilakukan perseroan untuk menyiasati depresiasi rupiah dengan melakukan negosiasi pajak masuk alat-alat medis untuk kebutuhan rumah sakit karena alat-alat medis masih termasuk sebagai barang mewah.
"Kami terus berusaha agar pemerintah merespons soal pajak alat medis," sambung Grace.
Perseroan telah menyiapkan dana tambahan untuk investasi alat medis jika kondisi rupiah terus melemah. Siloam menyiapkan dana USD10-12 juta untuk mengantisipasi kenaikan nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar 10-15 persen.
Perseroan berpendapat, dengan adanya dana cadangan maka pelemahan rupiah tidak akan terlalu terasa dampaknya.
"Namun jika rupiah terus melemah hingga di atas 15 persen, perseroan akan melakukan sejumlah langkah baru untuk mengantisipasi kebutuhan impor alat medis," pungkasnya.
Group President Director Siloam Gershu Paul mengatakan, kenaikan tarif yang akan diterapkan rumah sakit sedianya tidak akan dilakukan tahun ini.
"Mungkin tahun depan," terangnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Sementara itu, Chief Operating Medical Officer Siloam Grace Frelita mengungkapkan, strategi lain yang dilakukan perseroan untuk menyiasati depresiasi rupiah dengan melakukan negosiasi pajak masuk alat-alat medis untuk kebutuhan rumah sakit karena alat-alat medis masih termasuk sebagai barang mewah.
"Kami terus berusaha agar pemerintah merespons soal pajak alat medis," sambung Grace.
Perseroan telah menyiapkan dana tambahan untuk investasi alat medis jika kondisi rupiah terus melemah. Siloam menyiapkan dana USD10-12 juta untuk mengantisipasi kenaikan nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar 10-15 persen.
Perseroan berpendapat, dengan adanya dana cadangan maka pelemahan rupiah tidak akan terlalu terasa dampaknya.
"Namun jika rupiah terus melemah hingga di atas 15 persen, perseroan akan melakukan sejumlah langkah baru untuk mengantisipasi kebutuhan impor alat medis," pungkasnya.
(rna)