Rupiah diperkirakan menguat kembali
A
A
A
Sindonews.com - Mengawali pekan ini, laju rupiah diproyeksi akan menguat menyusul penguatan yang terjadi di akhir pekan lalu akibat pelemahan dolar Amerika Serikat (USD) terhadap yen serta respon positif dari pasar atas dinaikkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
"Laju rupiah berhasil melewati target resisten kami di level Rp11.465. Dan akan bergerak pada rentang Rp11366-11.437 per USD (kurs tengah BI)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (16/9/2013).
Optimisme ini lantaran penguatan yang terjadi pada akhir pekan lalu. Terbukti, jika setelah pengumuman kenaikan BI rate, laju rupiah bergerak melemah, namun di akhir pekan justru laju rupiah bergerak menguat cukup signifikan.
"Bahkan pelemahan selama dua hari terakhir sebelumnya telah terbayarkan," tegasnya.
Reza mengatakan, akhirnya kali ini laju rupiah mampu bergerak beriringan dengan laju bursa saham yang bergerak di zona hijaunya.
Kemungkinan, lanjut Reza, kenaikan BI rate baru direspon pelaku pasar valuta asing (valas) dengan harapan inflasi dan nilai tukar rupiah akan menjadi stabil.
"Di sisi lain, penguatan rupiah juga dipicu pelemahan USD terhadap yen, sehingga dapat mengimbangi sentimen negatif dari revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI menjadi 5,5-5,9 persen dari sebelumnya 5,8-6,2 persen," tutupnya.
Pada akhir pekan lalu, posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berada di level Rp11.232/USD atau terapresiasi tajam sebanyak 118 poin dibanding penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp11.350/USD.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI di level Rp11.395/USD atau menguat 99 poin dibanding Kamis (12/9/2013) di level Rp11.494/USD.
"Laju rupiah berhasil melewati target resisten kami di level Rp11.465. Dan akan bergerak pada rentang Rp11366-11.437 per USD (kurs tengah BI)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (16/9/2013).
Optimisme ini lantaran penguatan yang terjadi pada akhir pekan lalu. Terbukti, jika setelah pengumuman kenaikan BI rate, laju rupiah bergerak melemah, namun di akhir pekan justru laju rupiah bergerak menguat cukup signifikan.
"Bahkan pelemahan selama dua hari terakhir sebelumnya telah terbayarkan," tegasnya.
Reza mengatakan, akhirnya kali ini laju rupiah mampu bergerak beriringan dengan laju bursa saham yang bergerak di zona hijaunya.
Kemungkinan, lanjut Reza, kenaikan BI rate baru direspon pelaku pasar valuta asing (valas) dengan harapan inflasi dan nilai tukar rupiah akan menjadi stabil.
"Di sisi lain, penguatan rupiah juga dipicu pelemahan USD terhadap yen, sehingga dapat mengimbangi sentimen negatif dari revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI menjadi 5,5-5,9 persen dari sebelumnya 5,8-6,2 persen," tutupnya.
Pada akhir pekan lalu, posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berada di level Rp11.232/USD atau terapresiasi tajam sebanyak 118 poin dibanding penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp11.350/USD.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI di level Rp11.395/USD atau menguat 99 poin dibanding Kamis (12/9/2013) di level Rp11.494/USD.
(rna)