IHSG melonjak, penguatan dinilai bersifat jangka pendek
A
A
A
Sindonews.com - Analis Riset PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengingatkan kepada kalangan investor bahwa penguatan yang terjadi di Bursa Indonesia hari ini hanya bersifat jangka pendek.
"Investor diharap mengingat bahwa penguatan hari ini bukan karena perbaikan makro Indonesia dan tapering cepat atau lambat akan terjadi, sehingga penguatan ini bersifat jangka pendek," kata dia di Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Menurut dia, menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan pada hari ini didorong oleh kejutan dari The Fed yang belum mengumumkan adanya pengurangan stimulus, yang sebelumnya diperkirakan akan mereka umumkan.
The Fed mengungkapkan bahwa mereka memerlukan sinyal lebih kuat terkait perbaikan ekonomi yang terjadi saat ini tidak hanya sementara. Selain itu, The Fed juga mewaspadai kenaikan suku bunga bisa mengancam keberlangsungan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, sejak muncul wacana pengurangan stimulus, suku bunga beranjak naik dari level terendahnya (Juli 2012 sebesar 1,4 persen dan pada September 2013 menjadi 2,99 persen).
The Fed semalam juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 2,3 persen menjadi 2 persen dan untuk tahun depan dari 2,6 persen menjadi 2,3 persen. Bursa global juga dilanda sentimen positif dari pengunduran tapering ini.
Sementara dari dalam negeri terpantau nilai tukar rupiah juga langsung mengalami penguatan. Sore ini, rupiah berdasarkan data Bloomberg berada di level Rp10.847/USD, sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp11.278/USD.
IHSG ditutup melonjak sebesar 207,48 poin atau 4,65 persen ke level 4.670,73. Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
"Investor diharap mengingat bahwa penguatan hari ini bukan karena perbaikan makro Indonesia dan tapering cepat atau lambat akan terjadi, sehingga penguatan ini bersifat jangka pendek," kata dia di Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Menurut dia, menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan pada hari ini didorong oleh kejutan dari The Fed yang belum mengumumkan adanya pengurangan stimulus, yang sebelumnya diperkirakan akan mereka umumkan.
The Fed mengungkapkan bahwa mereka memerlukan sinyal lebih kuat terkait perbaikan ekonomi yang terjadi saat ini tidak hanya sementara. Selain itu, The Fed juga mewaspadai kenaikan suku bunga bisa mengancam keberlangsungan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, sejak muncul wacana pengurangan stimulus, suku bunga beranjak naik dari level terendahnya (Juli 2012 sebesar 1,4 persen dan pada September 2013 menjadi 2,99 persen).
The Fed semalam juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 2,3 persen menjadi 2 persen dan untuk tahun depan dari 2,6 persen menjadi 2,3 persen. Bursa global juga dilanda sentimen positif dari pengunduran tapering ini.
Sementara dari dalam negeri terpantau nilai tukar rupiah juga langsung mengalami penguatan. Sore ini, rupiah berdasarkan data Bloomberg berada di level Rp10.847/USD, sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp11.278/USD.
IHSG ditutup melonjak sebesar 207,48 poin atau 4,65 persen ke level 4.670,73. Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
(rna)