Dana bilateral swap akan naik USD40 miliar
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah berencana akan menambah dana bilateral swap hingga USD40 miliar. Menteri Perindustrian (Menperin), MS Hidayat mengaku ada tiga negara dan satu lembaga internasional yang akan memberikan dana yang digunakan sebagai cadangan dalam gejolak perekonomian tersebut.
Tiga negara yang sepakat memberikan dana USD40 miliar tersebut adalah China, Jepang, dan Korea Selatan. Sedangkan Hidayat enggan menyebut satu lembaga internasional yang akan melakukan swap tersebut.
"Saya enggak berani sebut. Biar Bank Indonesia (BI) saja nanti yang mengumumkan," ujar Hidayat di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2013).
Selain itu, Menperin juga enggan merinci nilai nominal penambahan per negara per institusi dari sebelumnya USD40 miliar itu. "Biar BI yang mengumumkan, karena pada waktunya harus diumumkan untuk memberikan kepercayaan ke pasar dan memberikan sinyal positif," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan M Chatib Basri memastikan lembaga internasional yang memberikan swap tersebut bukanlah International Monetary Fund (IMF).
"Nanti kalau sudah jelas akan diumumkan. Yang pasti lembaga tersebut bukan IMF," tegas Chatib.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut penambahan sWAP tersebut dipastikan akan semakin memperkokoh pertahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian terutama jika tapering off The Fed jadi diberlakukan.
"Artinya, second line of defence kita sudah cukup kuat dan baik. Pokoknya melebihi (lebih dari cukup) lah," tandas Hatta.
Tiga negara yang sepakat memberikan dana USD40 miliar tersebut adalah China, Jepang, dan Korea Selatan. Sedangkan Hidayat enggan menyebut satu lembaga internasional yang akan melakukan swap tersebut.
"Saya enggak berani sebut. Biar Bank Indonesia (BI) saja nanti yang mengumumkan," ujar Hidayat di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2013).
Selain itu, Menperin juga enggan merinci nilai nominal penambahan per negara per institusi dari sebelumnya USD40 miliar itu. "Biar BI yang mengumumkan, karena pada waktunya harus diumumkan untuk memberikan kepercayaan ke pasar dan memberikan sinyal positif," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan M Chatib Basri memastikan lembaga internasional yang memberikan swap tersebut bukanlah International Monetary Fund (IMF).
"Nanti kalau sudah jelas akan diumumkan. Yang pasti lembaga tersebut bukan IMF," tegas Chatib.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut penambahan sWAP tersebut dipastikan akan semakin memperkokoh pertahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian terutama jika tapering off The Fed jadi diberlakukan.
"Artinya, second line of defence kita sudah cukup kuat dan baik. Pokoknya melebihi (lebih dari cukup) lah," tandas Hatta.
(izz)