Harga minyak di perdagangan dunia menguat
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan global hari ini naik karena investor memperkirakan stok energi Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan, sebagai tanda permintaan kuat di konsumen minyak mentah dunia tersebut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 52 sen menjadi USD103,66 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November meningkat USD1,25 menjadi USD109,89 per barel.
"Faktor jangka pendek pasar adalah laporan stok minyak AS, yang akan menunjukkan penarikan persediaan lebih lanjut ke level terendah dalam lima bulan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP.
Analis yang disurvei Wall Street Journal menyebutkan, cadangan minyak telah jatuh rata-rata 900.000 barel dalam pekan hingga 20 September. Di mana Administrasi Informasi Energi (EIA) AS akan merilis data pada Rabu waktu setempat.
Dealer juga memantau kemungkinan mencairnya hubungan antara AS dan produsen minyak Iran. Dalam pertemuan di markas PBB, Presiden AS Barack Obama mendorong mengejar diplomasi dengan pemerintah baru Iran. Namun, mendesak Teheran untuk bersikap transparan terhadap program nuklirnya.
Ekonomi Iran telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS yang bertujuan mengakhiri program nuklir, yang diklaim Barat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran membantah pernyataan tersebut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 52 sen menjadi USD103,66 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November meningkat USD1,25 menjadi USD109,89 per barel.
"Faktor jangka pendek pasar adalah laporan stok minyak AS, yang akan menunjukkan penarikan persediaan lebih lanjut ke level terendah dalam lima bulan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP.
Analis yang disurvei Wall Street Journal menyebutkan, cadangan minyak telah jatuh rata-rata 900.000 barel dalam pekan hingga 20 September. Di mana Administrasi Informasi Energi (EIA) AS akan merilis data pada Rabu waktu setempat.
Dealer juga memantau kemungkinan mencairnya hubungan antara AS dan produsen minyak Iran. Dalam pertemuan di markas PBB, Presiden AS Barack Obama mendorong mengejar diplomasi dengan pemerintah baru Iran. Namun, mendesak Teheran untuk bersikap transparan terhadap program nuklirnya.
Ekonomi Iran telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS yang bertujuan mengakhiri program nuklir, yang diklaim Barat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran membantah pernyataan tersebut.
(dmd)