Ekspor kopi 2013 ditargetkan 580 ribu ton
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum DPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Irfan Anwar menargetkan, kinerja ekspor kopi nasional pada 2013 bisa mencapai 580 ribu ton.
Menurutnya, pada 2012 ekspor biji kopi nasional mencapai 530 ribu ton dengan nilai ekspor Rp16 triliun. Angka tersebut terus meningkat sejak 2010. Sebelum 2009, ekspor biji kopi nasional sempat melambat akibat perubahan iklim.
"Tahun ini, ekspor biji kopi di harapkan mencapai 580 ribu ton. Sebanyak 50 persen diantaranya berasal dari Lampung," kata dia, Selasa (1/10/2013).
Ketika disinggung soal pasar, lanjut Irfan, pangsa pasar kopi dunia sangat menjanjikan. Kebutuhan kopi negara maju seperti Amerika dan Eropa sangat tinggi. "Soal pasar, jangan di khawatirkan. Berapapun suplainya, akan terserap pasar," imbuh dia.
Wakil Ketua Koperasi Petani Kopi Warga Masyarakat Hutani, Nandang Ruhimat menyambut baik rencana sejumlah pihak membuka keran ekspor kopi langsung dari Jawa Barat (Jabar). Langkah tersebut diharapkan meningkatkan harga kopi di tingkat petani.
Selama ini, lanjut Irfan, biji kopi Jabar kualitas ekspor di ekspor melalui Surabaya dan Medan menggunakan nama kopi daerah tersebut. Produksi kopi di Pengalengan, Kabupaten Bandung, sekitar 500 ton/tahun.
Angka tersebut berkontribusi sekitar 30 peren dari total produksi kopi Jawa Barat. "Ekspor kopi dari Jabar diharapkan meningkatkan minat petani menanam kopi," kata dia.
Menurutnya, pada 2012 ekspor biji kopi nasional mencapai 530 ribu ton dengan nilai ekspor Rp16 triliun. Angka tersebut terus meningkat sejak 2010. Sebelum 2009, ekspor biji kopi nasional sempat melambat akibat perubahan iklim.
"Tahun ini, ekspor biji kopi di harapkan mencapai 580 ribu ton. Sebanyak 50 persen diantaranya berasal dari Lampung," kata dia, Selasa (1/10/2013).
Ketika disinggung soal pasar, lanjut Irfan, pangsa pasar kopi dunia sangat menjanjikan. Kebutuhan kopi negara maju seperti Amerika dan Eropa sangat tinggi. "Soal pasar, jangan di khawatirkan. Berapapun suplainya, akan terserap pasar," imbuh dia.
Wakil Ketua Koperasi Petani Kopi Warga Masyarakat Hutani, Nandang Ruhimat menyambut baik rencana sejumlah pihak membuka keran ekspor kopi langsung dari Jawa Barat (Jabar). Langkah tersebut diharapkan meningkatkan harga kopi di tingkat petani.
Selama ini, lanjut Irfan, biji kopi Jabar kualitas ekspor di ekspor melalui Surabaya dan Medan menggunakan nama kopi daerah tersebut. Produksi kopi di Pengalengan, Kabupaten Bandung, sekitar 500 ton/tahun.
Angka tersebut berkontribusi sekitar 30 peren dari total produksi kopi Jawa Barat. "Ekspor kopi dari Jabar diharapkan meningkatkan minat petani menanam kopi," kata dia.
(izz)