IMF peringatkan Afsel bisa tertimpa krisis ekonomi
Selasa, 01 Oktober 2013 - 21:14 WIB
IMF peringatkan Afsel bisa tertimpa krisis ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Afrika Selatan (Afsel) bisa tertinggal dari pasar negara berkembang lainnya. Untuk itu, langkah cepat reformasi harus dilaksanakan jika ingin terhindar dari krisis.
IMF, dalam laporan tahunan ekonomi terbesar di benua Afrika itu menunjuk angka pengangguran yang sangat tinggi dan sejumlah masalah ekonomi yang mengintai negeri tersebut.
"Pertumbuhan Afrika Selatan telah under-performed dan kerentanan telah meningkat tajam," ujar IMF, yang memprediksi pertumbuhan kembali melambat sebesar 2,0 persen pada tahun ini, dan 2,9 persen tahun depan.
"Tidak adanya reformasi struktural, membuat pertumbuhan tidak akan cukup mengurangi pengangguran yang sangat tinggi. Ekonomi pun menjadi semakin rentan terhadap guncangan," kata lembaga donor tersebut, seperti dilansir dari Value Walk, Selasa (1/10/2013).
Pengangguran secara resmi berada di angka 25 persen, lebih dekat ke 35 persen termasuk mereka yang telah menyerah mencari pekerjaan. Tercatat pula, sekitar 50 persen dari seluruh kaum muda tanpa pekerjaan.
Serangkaian serangan juga menghantam sektor pertambangan, otomotif, transportasi dan manufaktur, yang membuat produksi berhenti, bahkan mengakibatkan bentrokan mematikan antara polisi dengan serikat pekerja.
IMF menegaskan reformasi domestik yang serius diperlukan untuk pasar tenaga kerja, serta perbaikan iklim usaha dan liberalisasi perdagangan.
IMF, dalam laporan tahunan ekonomi terbesar di benua Afrika itu menunjuk angka pengangguran yang sangat tinggi dan sejumlah masalah ekonomi yang mengintai negeri tersebut.
"Pertumbuhan Afrika Selatan telah under-performed dan kerentanan telah meningkat tajam," ujar IMF, yang memprediksi pertumbuhan kembali melambat sebesar 2,0 persen pada tahun ini, dan 2,9 persen tahun depan.
"Tidak adanya reformasi struktural, membuat pertumbuhan tidak akan cukup mengurangi pengangguran yang sangat tinggi. Ekonomi pun menjadi semakin rentan terhadap guncangan," kata lembaga donor tersebut, seperti dilansir dari Value Walk, Selasa (1/10/2013).
Pengangguran secara resmi berada di angka 25 persen, lebih dekat ke 35 persen termasuk mereka yang telah menyerah mencari pekerjaan. Tercatat pula, sekitar 50 persen dari seluruh kaum muda tanpa pekerjaan.
Serangkaian serangan juga menghantam sektor pertambangan, otomotif, transportasi dan manufaktur, yang membuat produksi berhenti, bahkan mengakibatkan bentrokan mematikan antara polisi dengan serikat pekerja.
IMF menegaskan reformasi domestik yang serius diperlukan untuk pasar tenaga kerja, serta perbaikan iklim usaha dan liberalisasi perdagangan.
(dmd)
