Harga minyak di perdagangan dunia bervariasi
Harga minyak di perdagangan dunia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia mixed (bervariasi) di tengah kecemasan investor terhadap dampak ekonomi atas berlarut-larutnya shutdown pemerintah AS.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 33 sen menjadi USD103,77 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik tipis sembilan sen berdiri di USD109,28 per barel di perdagangan London.
"Harga minyak mentah terkonsolidasi dengan Brent diperdagangkan menyamping sekitar USD109 per barel, sementara minyak WTI membukukan kerugian terbatas," kata Myrto Sokou, analis peneliti senior broker Sucden, seperti dilansir dari AFP, Kamis (3/10/2013)
"Kondisi ekonomi di AS masih tentatif akibat shutdown pemerintah yang terus mendominasi membebani sentimen pasar," jelasnya, sambil menyebutkan melemahnya USD dapat memberikan dukungan untuk harga minyak.
Pembicaraan antara Presiden Barack Obama dan Partai Republik gagal memecahkan kebuntuan, di mana kedua belah saling pihak menuduh menolak bernegosiasi. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kemacetan akan berlanjut hingga pertengahan bulan dan memicu bencana default utang.
Joyce Liu, analis investasi Phillip Futures, Singapura menyebutkan, kesuraman investor atas kemungkinan meningkatnya perpanjangan shutdown oleh pemerintah AS diperburuk laporan pekerjaan AS yang lemah.
Harga juga tertekan setelah Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan meningkat sebesar 5,5 juta barel untuk pekan lalu, jauh lebih tinggi dari ekspektasi analis 2,1 juta barel, mengindikasikan melemahnya permintaan.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 33 sen menjadi USD103,77 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik tipis sembilan sen berdiri di USD109,28 per barel di perdagangan London.
"Harga minyak mentah terkonsolidasi dengan Brent diperdagangkan menyamping sekitar USD109 per barel, sementara minyak WTI membukukan kerugian terbatas," kata Myrto Sokou, analis peneliti senior broker Sucden, seperti dilansir dari AFP, Kamis (3/10/2013)
"Kondisi ekonomi di AS masih tentatif akibat shutdown pemerintah yang terus mendominasi membebani sentimen pasar," jelasnya, sambil menyebutkan melemahnya USD dapat memberikan dukungan untuk harga minyak.
Pembicaraan antara Presiden Barack Obama dan Partai Republik gagal memecahkan kebuntuan, di mana kedua belah saling pihak menuduh menolak bernegosiasi. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kemacetan akan berlanjut hingga pertengahan bulan dan memicu bencana default utang.
Joyce Liu, analis investasi Phillip Futures, Singapura menyebutkan, kesuraman investor atas kemungkinan meningkatnya perpanjangan shutdown oleh pemerintah AS diperburuk laporan pekerjaan AS yang lemah.
Harga juga tertekan setelah Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan meningkat sebesar 5,5 juta barel untuk pekan lalu, jauh lebih tinggi dari ekspektasi analis 2,1 juta barel, mengindikasikan melemahnya permintaan.
(dmd)
Explore More